Bagikan:

JAKARTA - Petinju nasional, Hero Tito, meninggal dunia pada Kamis, 3 Maret, setelah sempat kritis selama empat hari. Dia meninggalkan seorang istri dan dua anak.

Ada impian mendiang Hero Tito yang belum sempat terwujud. Petinju berusia 35 tahun itu saat ini tengah membangun rumah sederhana yang akan ditempati bersama keluarga kecilnya.

Rumah yang dalam proses pembangunannya belum sepenuhnya jadi. Baru sebatas dinding bata yang belum terpoles apa-apa.

Rumah baru yang tengah dibangun Hero Tito.

Impian inilah yang membuat Hero Tito akhirnya memilih untuk bertanding melawan James Mokoginta dalam partai tambahan di Holywings Gatsu Club V, Jakarta, Minggu, 27 Februari lalu.

Rencananya, uang dari hasil pertandingan itu akan digunakan Hero Tito untuk menambah biaya pembangunan rumah barunya. Menurut Armin Tan, sang promotor, Hero Tito akan mendapatkan uang sebesar Rp25 juta plus bonus dengan nilai yang sama jika menang.

Sayang, di duel itu dia harus merelakan impiannya.

Sebenarnya, Hero Tito sudah diminta untuk tidak tampil di Holywings. Rosa Kusuma, penata tanding yang mengatur rencana pertandingan Hero di Brisbane, sudah mengingatkan sang petinju bahwa punya rencana naik ring di Toowoomba, Brisbane, Australia pada 12 Maret 2022.

"Tetapi dia bergeming, karena beralasan sedang perlu biaya untuk membangun rumahnya. Selain itu menurutnya pertandingan di Australia nanti hanya enam ronde, jadi dia anggap sebagai sesuatu yang tidak terlalu berat," ujar Rosa, kepada VOI.

Kini, Hero Tito tak akan menyaksikan rumah impiannya itu kokoh berdiri. Sang juara tinju dunia itu menuju peristirahatan terakhirnya.