Kenangan Sosok Hero Tito dan Harapan yang Tak Tersampaikan
Petinju nasional, Hero Tito, meninggal dunia. (Instagram/@herotheliontito)

Bagikan:

JAKARTA - Mendiang petinju nasional, Hero Tito, sudah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dusun Sindurejo, Desa Banjarejo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat, 4 Maret. Kepergian mantan juara tinju dunia itu ke peristirahatan terakhir dihadiri banyak kerabat dan keluarga.

Pihak keluarga almarhum mengaku sudah ikhlas dengan kepergian Hero Tito. Namun, tetap akan ada kenangan dari sosok pria bernama Heru Purwanto itu, yang masih tersimpan.

Kakak kandung Hero Tito, Siswanto mengatakan, pria berusia 36 tahun itu adalah sosok yang sabar dan baik. Dia juga menyebut sang adik sebagai sosok yang sopan, baik dengan saudara maupun orang tua.

"Ia juga sabar dan disiplin," kata Siswanto, seperti dikutip Antara.

Siswanto menjelaskan, Hero Tito sudah mengenal dunia tinju sejak usia 11 tahun. Dia yang memperkenalkan dunia tinju kepada Hero Tito.

Siswanto menyebut, sang adik terinspirasi darinya yang ketika itu masih berlatih di Jaguar, sasana tinju di Malang.

Menurut Siswanto, ada keinginan Hero Tito yang belum terwujud. Di antaranya adalah menyelesaikan rumah baru yang saat ini masih dalam tahap pembangunan.

"Ia memiliki keinginan untuk menyelesaikan ruma dan mengejar target untuk bermain di Australia," cerita sang kakak.

Hero Tito memang dijadwalkan naik ring di Toowoomba, Brisbane, Australia pada 12 Maret 2022. Itu kenapa Rosa Kusuma, penata tanding Hero Tito di Australia, sempat melarang sang petinju untuk tidak tampil di Holywings.

Seperti diberitakan sebelumnya, Hero Tito meninggal dunia setelah kritis pasca-duel di Holywings Jakarta Minggu, 27 Februari lalu.

Hero Tito mengalami cedera pembengkakan otak setelah mendapat pukulan telak dari James Mokoginta di atas ring Holywings Sport Show Boxing. Dia sempat menjalani operasi dan dirawat beberapa hari di rumah sakit sebelum mengembuskan napas terakhirnya.