Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan teknologi International Business Machines (IBM) baru saja meluncurkan alat berbasis Artificial Intelligence (AI) untuk membantu perusahaan menilai dan mengurangi risiko perubahan iklim dan jejak karbon mereka.

Dijuluki Environmental Intelligence Suite (EIS), yang menggabungkan AI, data cuaca, analitik risiko iklim, dan kemampuan penghitungan karbon, EIS dapat digunakan untuk membantu perusahaan menilai dampaknya terhadap planet ini.

Perubahan iklim yang mengakibatkan cuaca ekstrem memengaruhi kekurangan komponen secara global, mengganggu produksi, menaikkan biaya dan harga. Pada saat yang sama, pembeli mencari, bahkan bersedia membayar mahal untuk produk ramah lingkungan.

Lebih lanjut, EIS memanfaatkan data cuaca yang ada dari IBM, bersama dengan teknologi yang dikembangkan oleh IBM Research. Melalui API, dasbor, peta, dan peringatan, platform ini memberikan rekomendasi yang ditujukan untuk mengatasi tantangan langsung serta perencanaan dan strategi jangka panjang perusahaan.

Dengan EIS, ilmuwan iklim dan data dapat menganalisis kumpulan data lingkungan dan menggunakan kerangka kerja pemodelan risiko iklim baru, untuk menghasilkan data tentang risiko kebakaran dan banjir di masa depan.

Mereka juga dapat memanfaatkan pemrosesan bahasa alami dan fitur otomatisasi yang dirancang untuk membantu memperkirakan emisi karbon dan mengidentifikasi peluang untuk mengurangi emisi.

Teknologi ini juga bisa digunakan oleh pengecer. Mereka dapat menggunakan EIS untuk pengiriman dan memprediksi gangguan persediaan terkait cuaca yang parah, sementara perusahaan energi dan utilitas dapat menggunakannya untuk menentukan di mana harus memangkas vegetasi di sekitar saluran listrik.

“IBM menyatukan kekuatan AI dan cloud hybrid untuk menyediakan bisnis dengan kecerdasan lingkungan yang dirancang untuk membantu mereka meningkatkan kinerja dan pelaporan lingkungan, menciptakan operasi bisnis yang lebih efisien untuk mengurangi konsumsi sumber daya, dan merencanakan ketahanan dalam menghadapi gangguan iklim," ungkap manajer umum aplikasi AI dan blockchain IBM Kareem Yusuf seperti dikutip dari Computing, Kamis, 14 Oktober.

Google Juga Miliki Teknologi Ramah Perubahan Iklim

IBM bergabung dengan daftar perusahaan yang terus bertambah yang menggunakan teknologi mereka untuk memerangi perubahan iklim. Google juga merilis seperangkat alat bagi pelanggan untuk memantau emisi mereka yang terkait dengan Google Cloud Platform, dan bekerja sama dengan Salesforce sehingga angka-angka ini dapat diekspor ke Salesforce Sustainability Cloud.

Google sekarang akan memberi tahu pelanggan tentang jejak karbon dari proyek menganggur atau terbengkalai yang masih berjalan di servernya. Beberapa klien juga akan dapat menggunakan Google Earth Engine untuk mencapai hasil yang serupa dengan EIS IBM.

Ini berfungsi juga untuk melacak, memantau, dan memprediksi perubahan di permukaan Bumi akibat peristiwa cuaca ekstrem atau aktivitas yang disebabkan manusia, menggunakan peta, AI dan BigQuery.