JAKARTA - Belum lama mulai menjual iPhone 13 secara global sejak 15 September lalu, kini Apple diduga sedang menghadapi masalah terhadap penjualan serta produksi model smartphone terbarunya tersebut.
Menurut laporan Bloomberg, perusahaan yang berbasis di Cupertino, Amerika Serikat (AS) ini dikabarkan menghadapi masalah dengan produksi iPhone 13 karena kekurangan chip. Oleh karena itu, Apple memangkas produksi iPhone 13 sebanyak 10 juta unit, yang sebelumnya diperkirakan akan memproduksi sekitar 90 juta unit ponsel yang baru diluncurkan tersebut.
Sebagai akibat dari kekurangan chip, Apple dilaporkan tidak dapat memperoleh cukup chip dari Broadcom dan Texas Instruments untuk benar-benar membuat iPhone ini. Model Apple iPhone 13 menggunakan modul front-end Broadcom AFEM-8215 dan penerima daya nirkabel Broadcom BCM59365, bersama dengan IC manajemen daya layar, driver array, driver LED flash, dan repeater ganda dari Texas Instruments.
Kemungkinan besar, peristiwa ini juga akan berdampak pada model MacBook Pro mendatang yang diluncurkan pekan depan, dan ditenagai chipset Apple M1X. Tidak hanya Apple, kekurangan chip juga telah menggagalkan peluncuran ponsel Google Pixel 5a 5G hingga Samsung Galaxy S21 Fan Edition (FE).
Meski demikian, Apple memiliki daya tarik yang cukup untuk mendekati tujuan produksinya. Bahkan dengan kemunduran ini, perusahaan masih berada dalam posisi yang lebih kuat daripada sebagian besar pesaingnya. Dengan hanya penjualan 80 juta iPhone 13, Apple masih meraup keuntungan yang cukup banyak, itu artinya kantong perusahaan tidak akan terlalu terpukul.
Sementara itu, direktur asosiasi untuk CounterPoint Research, Jeff Fieldhack yang berbicara kepada Reuters, Apple hanya memesan chip secara berlebihan dan mengurangi pesanan perangkatnya agar diklaim mendapat pesanan yang banyak. Perusahaan riset itu tetap berpegang pada prediksi penjualan 85 juta hingga 90 juta unit iPhone 13 untuk kuartal keempat.
BACA JUGA:
Menambah komentar Fieldhack, associate director lain di Counterpoint Research, Jan Stryjak mengatakan, “Kami rasa Apple memiliki kemungkinan untuk kekurangan (komponen) yang cukup parah, dan kami berharap mereka memiliki beberapa alternatif produksi untuk komponen utama," ujar Stryjak seperti dikutip dari Digital Trends, Kamis, 14 Oktober.
Dimaksudkan Stryjak, misalnya saja Apple dapat dengan cepat beralih ke pemasok lain ketika produksi LG Display terganggu di Vietnam baru-baru ini karena COVID-19. Secara keseluruhan, Stryjak percaya rantai pasokan mereka memiliki kapasitas yang lebih untuk bereaksi terhadap kekurangan saat ini.
"Untuk komponen utama, Apple kemungkinan telah mengamankan pasokan hingga (kuartal pertama atau kedua) tahun depan. Saat ini, kami tetap pada perkiraan (kuartal keempat) iPhone 13 kami di kisaran (85 juta hingga 90 juta)," tutur Stryjak.