Bagikan:

JAKARTA  - Apple Inc, Rabu 30 Maret,   sedang menjajaki untuk mencari pemasok baru untuk chip memori yang digunakan di iPhone-nya. Pemasok ini termasuk pabrikan asal China yang berpotensi menjadi vendor utama mereka. Penjajakan ini dilakukan setelah mitra utama mereka dari Jepang mengalami gangguan produksi akibat pandemi COVID-19.

Kioxia Holdings Corp yang berbasis di Jepang, yang selama ini menjadi  pemasok utama chip memori flash untuk Apple, telah melaporkan adanya kontaminasi COVID-19 bulan lalu di dua fasilitas manufakturnya. Kondisi ini menurut perusahaan sumber di Kioxia, akan mengakibatkan pengurangan produksi.

Menurut laporan perusahaan yang dikutip Reuters, Apple sekarang sedang menguji sampel chip memori flash NAND oleh perusahaan semikonduktor China Yangtze Memory Technologies Co. Mereka menambahkan bahwa pembuat iPhone ini telah mendiskusikan ikatan itu selama berbulan-bulan.

Yangtze menolak berkomentar dan Apple tidak segera menanggapi permintaan Reuters untuk mengomentari laporan tersebut.

Awal bulan ini, pemasok utama Apple lainnya, Foxconn, juga harus menangguhkan operasinya di Shenzhen karena lonjakan kasus COVID-19.  Jika kondisi ini tak segera diatasi, Apple diperkirakan  akan mengalami kesulitan untuk memenuhi target produksi dan penjualan smartphone mereka. Tentu ini bukan kabar baik bagi perusahaan yang dipimpin oleh Tim Cook tersebut.

Persaingan di antara pabrik pembuat ponsel dunia kini semakin ketat. Jika Apple gagal memenuhi target produksinya, Samsung dan Oppo mungkin akan memanfaatkan celah pasar yang ditinggalkan oleh Apple.

Kekurangan chip yang terus-menerus di seluruh industri juga telah mengganggu produksi di industri otomotif dan elektronik, memaksa beberapa perusahaan untuk mengurangi produksi.