JAKARTA – Chipmageddon atau sebutan untuk krisis chip saat ini berdampak ke sejumlah industri termasuk produsen smartphone kenamaan asal China, Xiaomi. Baru-baru ini Xiaomi mengumumkan pihaknya terpaksa menaikkan harga smartphone unggulannya yang meliputi Redmi dan Poco.
Pengumuman mengenai kenaikan harga tersebut disampaikan Xiaomi melalui akun Instagram resminya @xiaomi.indonesia. Perusahaan ponsel asal negeri Tirai Bambu itu mengungkapkan ada empat ponsel pintar yang mengalami penyesuaian harga.
“Akibat hal tersebut, beberapa produk kami juga kena dampaknya, sehingga dengan berat hati, kami harus melakukan penyesuaian harga Rp100.000 kepada empat produk smartphone kami,” ungkap Xiaomi dalam pengumuman resminya di postingan Instagram pada Senin 11 Oktober 2021.
Sejumlah smartphone yang mengalami kenaikan harga di antaranya adalah Redmi 9A, Redmi 9C, Redmi Note 10 5G, dan Poco M3 Pro 5G. Berikut ini harga terbaru smartphone Xiaomi Redmi dan Poco di Indonesia:
Sebagai informasi, penyesuaian harga terbaru sejumlah smartphone Xiaomi yang disebutkan di atas mulai berlaku sejak tanggal 12 Oktober 2021 kemarin. Toko online Xiaomi mi.com dan e-commerce juga sudah menyesuaikan harga terbaru model Redmi dan Poco.
BACA JUGA:
Penyebab Harga Smartphone Xiaomi Naik
Xiaomi sendiri mengklaim bahwa pihaknya hanya mengambil margin dari penjualan produk sebesar 5 persen saja. Dengan demikian, pabrikan ponsel asal China itu mampu membanderol harga produknya masih tetap terjangkau oleh konsumen.
Namun, akibat krisis chip yang melanda dunia saat ini, Xiaomi mengalami kesulitan dalam produksi smartphone sehingga terpaksa menaikkan harga produknya. Meski begitu, kenaikan harga smartphone Xiaomi tidak begitu tinggi dan masih bisa dijangkau oleh kalangan menengah ke bawah.
Krisis chip diprediksi bakal berakhir pada kuartal kedua tahun 2022 mendatang. Kondisi akan kembali normal pada tahun berikutnya. Di sisi lain, pasar ponsel pintar diperkirakan akan mengalami perubahan pada tahun depan. Ini disebabkan karena kenaikan harga smartphone dan produksinya pun terbatas akibat krisis chip global.
Perusahaan chipset terbesar, Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC) yang kliennya adalah perusahaan raksasa teknologi dunia seperti Apple, MediaTek, dan Qualcomm berencana menaikkan harga chip buatannya.
Badan riset Counterpoint Research mencatat kelangkaan chipset bakal membuat vendor memprioritaskan smartphone dengan harga jual tinggi ketimbang smartphone kelas entry-level dan menengah.