TSMC Naikkan Harga Chipset, iPhone 13 Disinyalir Tak Dijual Murah
Produk iPhone 13 diprediksi tak akan dijual murah . (foto: The Registi / Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Kenaikan harga smartphone di masa pandemi COVID-19 merupakan kabar yang buruk. Tetapi, hal itu akan tetap terjadi. Pasalnya, Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. (TSMC) beberapa waktu lalu mengabarkan akan menaikkan harga chipset besutannya.

Tentu saja ini akan berdampak pada penjualan smartphone yang menggunakan chipset dari TSMC seperti Apple. Saat ini Apple berupaya menjangkau konsumen yang lebih luas dengan menghadirkan ponsel lebih terjangkau.

Kehadiran  iPhone SE dan penerusnya, Apple memberi pelanggan pilihan anggaran tanpa mengorbankan banyak performa. Perusahaan juga membawa model Mini dalam seri iPhone 12 sebagai opsi yang lebih murah.

Meskipun iPhone 12 Mini tidak terlalu diminati, ini menunjukkan komitmen Apple dalam memperluas jangkauannya dengan menawarkan versi produknya yang lebih murah. Namun, adanya kenaikan biaya chip mungkin akan memaksa Apple untuk menaikkan harga smartphone di masa mendatang.

Dilaporkan Nikkei Asia, Selasa, 7 September, TSMC berniat untuk menaikkan harga hingga 20 persen, dan ini akan menjadi kenaikan harga TSMC paling drastis dalam 10 tahun terakhir.

"Harga yang lebih tinggi ini berasal dari berbagai faktor, termasuk biaya material dan logistik yang lebih tinggi serta perlombaan oleh pembuat perangkat untuk mengamankan pasokan chip yang memadai, yang telah muncul sejak kekurangan chip pertama kali mulai menggigit akhir tahun lalu," ungkap TSMC.

 TSMC bukan tanpa alasan menaikkan harga tersebut. Diklaim kenaikan harga ini juga dikatakan sebagai langkah untuk menghentikan praktik pemesanan ganda.

Pemesanan ganda yang dimaksud yakni saat klien memesan lebih banyak chip dari yang sebenarnya mereka butuhkan. Hal ini dilakukan untuk mengamankan ruang lini produksi tambahan dan dukungan dari pembuat chip.

Counterpoint Research mengatakan bahwa kenaikan biaya chip bahkan dapat berdampak pada strategi bisnis pembuat smartphone.

“Margin laba bersih pembuat smartphone di luar Apple hanya sekitar 5 persen hingga 10 persen. Dalam hal ini, kenaikan biaya chip pasti akan mendorong semua pemain industri untuk meluncurkan model handset kelas atas untuk tahun depan untuk mengimbangi dampak biaya daripada fokus pada ponsel kelas menengah atau kelas bawah," ungkap peneliti Counterpoint Research seperti dikutip dari 9to5Mac.

Bulan lalu, laporan dari DigiTimes juga menunjukkan bahwa Apple akan menghadapi tagihan yang lebih besar dari TSMC untuk chip seri-A dan seri-M. TSMC siap untuk menaikkan penawarannya termasuk untuk teknologi proses sub-7nm, yang akan menghasilkan lebih banyak biaya produksi yang dihadapi Apple dan klien besar lainnya.

Namun, Apple memiliki daya tawar yang lebih rendah dalam hal pemasok tunggal. TSMC adalah satu-satunya pemasok perusahaan untuk chip seri-A dan seri-M yang digunakan di iPhone, iPad, dan Mac baru.

Produk  iPhone 13 dan smartwatch baru yang akan diumumkan dalam beberapa minggu mendatang, kita hanya perlu menunggu sedikit lagi untuk mengetahui seberapa besar kenaikan harga TSMC akan berdampak pada Apple dan produknya.