Kelangkaan Chip untuk Mobil Diharapkan Bisa Teratasi Akhir Tahun Ini
Kekurangan chip mobil membuat pembuatan mobil menurun tahun 2021. (foto: enews automotive)

Bagikan:

JAKARTA – Saat pembuat mobil berkumpul di Munich dalam IAA Mobility 2021 di Munich pekan ini untuk meluncurkan secara eksklusif kendaraan nol atau rendah emisi, kekurangan semikonduktor yang sedang berlangsung membuat bayangan panjang di pameran mobil besar pertama sejak sebelum pandemi dimulai.

Dipaksa untuk menutup pabrik tahun lalu, pembuat mobil sekarang menghadapi persaingan yang meningkat dari industri elektronik konsumen untuk pengiriman chip. Masalah itu diperparah oleh serangkaian gangguan rantai pasokan selama pandemi.

Mobil menjadi semakin bergantung pada chip, untuk segala hal mulai dari manajemen komputer mesin untuk penghematan bahan bakar yang lebih baik hingga fitur bantuan pengemudi seperti pengereman darurat.

Berbicara saat peluncuran beberapa kendaraan listrik (EV) pada Minggu malam, Ola Källenius, CEO di produsen mobil premium Jerman Daimler AG, mengatakan bahwa perusahaannya berharap pasokan chip akan meningkat pada kuartal keempat. Seiring melonjaknya permintaan chip berarti industri dapat berusaha untuk mendapatkan cukup banyak chip hingga tahun 2023, meskipun kekurangannya seharusnya tidak terlalu parah pada saat itu.

"Beberapa pemasok chip telah mengacu pada masalah struktural dengan permintaan," kata Källenius. "Ini bisa mempengaruhi 2022 dan (situasi) mungkin lebih santai pada 2023."

Joerg Burzer, kepala rantai pasokan di unit pembuat mobil Daimler Mercedes-Benz, mengatakan dia berharap situasi akan stabil pada kuartal keempat. "Relaksasi akan datang nanti," ucapnya.

Meskipun kekurangan chip sedang terjadi, anggota dewan Daimler Britta Seeger mengatakan pembuat mobil tidak percaya tujuan kendaraan listrik jangka panjangnya akan terpengaruh.

Pembuat mobil dari grup AS General Motors  hingga Mahindra India  dan Toyota Jepang  telah memangkas perkiraan produksi dan penjualan karena pasokan chip yang langka, yang diperburuk oleh kebangkitan COVID-19 di negara-negara utama Asia yang menjadi pusat produksi semikonduktor.

Baru minggu lalu, pembuat EV China Nio Inc   memangkas perkiraan pengiriman untuk kuartal ketiga karena pasokan semikonduktor yang tidak pasti dan tidak stabil.

CEO Renault , Luca De Meo, mengatakan pada Senin 6 September bahwa kekurangan chip lebih parah dari yang diperkirakan selama kuartal ketiga saat ini, tetapi mengatakan situasinya akan membaik pada kuartal keempat.

Pemasok mobil utama Bosch,  mengatakan pihaknya memperkirakan kekurangan akan sedikit berkurang dalam beberapa bulan mendatang, tetapi pasokan akan tetap terbatas hingga tahun depan.

CEO BMW  Oliver Zipse mengatakan pembuat mobil premium mengharapkan rantai pasokan tetap ketat hingga 2022. "Saya berharap ketatnya rantai pasokan akan berlanjut dalam 6 hingga 12 bulan ke depan," katanya.