Misteri Bagian Dalam Planet Mars Akhirnya Terungkap
InSight telah mengumpulkan dan mendeteksi ratusan gempa Mars. (Dok. NASA JPL)

Bagikan:

JAKARTA - Selama ini kita hanya ditunjukkan oleh NASA bagaimana permukaan Planet Mars. Namun kini badan antariksa tersebut berhasil menguak misteri bagian dalam atau interior Planet Merah tersebut. Ini berkat data gempa Mars yang dikumpulkan oleh rover robotika milik NASA, InSight.

Diwartakan Mashable, Kamis 29 Juli, InSight telah mengumpulkan dan mendeteksi ratusan gempa Mars sejak awal mendarat di Planet Merah pada 2018. Ilmuwan di seluruh dunia bekerja sama memetakan apa yang terjadi di bawah permukaan Mars untuk pertama kalinya.

Diterbitkan di Science dalam tiga makalah para ilmuwan merinci ketebalan, struktur kerak dan mantel atas, serta pengungkapan inti cair dirinci pada planet tersebut.

Inti cair dari tetangga planet Bumi itu rupanya cukup menyimpang dari karakteristik terdalam Bumi. Sebagian besar terdiri atas paduan besi-nikel, inti Mars memanjang sekitar 1.100 mil dari pusat. Sedangkan inti dalam Bumi juga sebagian besar merupakan paduan besi-nikel tapi merupakan bola padat dengan radius di bawah 800 mil.

Makalah tersebut juga menggambarkan lapisan kerak setipis Bumi, hanya mencapai sekitar 15 hingga 45 mil di bawah permukaan. Kesimpulan baru ini diambil dari pengukuran yang dilakukan oleh seismometer InSight, yang mengukur getaran gempa saat bergetar melalui interior Mars.

Dengan mengukur kecepatan dan intensitas gempa saat mereka melakukan perjalanan di seluruh lapisan planet, para ilmuwan pun seraya mengumpulkan gagasan tentang komposisi planet.

Sementara untuk gempa Mars ini, membuat manusia lebih dekat untuk mengonfirmasi susunan bagian dalam Mars. Tetapi ini masih berupa hipotesis berdasarkan data yang tersedia.

Dengan semua data baru ini, para ilmuwan kini lebih siap untuk mengembangkan sejarah bagaimana pembentukan Mars. Mempelajari juga bagaimana planet lain terbentuk bisa memberikan wawasan lebih lanjut tentang pembentukan Tata Surya dan planet yang manusia huni.

Image Credit: Dok. NASA JPL