JAKARTA – Robot penjelajah Curiosity telah menjelajahi Gediz Vallis, wilayah Mars yang diyakini sebagai dasar sungai mengering, selama setahun terakhir. Kini, Curiosity akan meninggalkan lokasi tersebut.
NASA menjelaskan bahwa robot penjelajahnya sedang mempersiapkan perjalanan berikutnya. Sebelum meninggalkan lokasi yang penuh misteri tersebut, Curiosity telah mengumpulkan gambar bebatuan dan fitur-fitur dalam panorama 360 derajat.
Untuk memaksimalkan penyusunan mosaik, Curiosity berjalan ke tepi barat Gediz Vallis pada akhir September lalu. Instrumen Curiosity terus bergerak sambil menangkap panorama hingga menjauhi kanal Gediz Vallis ke arah barat pada 2 November lalu.
"Penjelajah tersebut mencari bukti bahwa Mars kuno memiliki bahan-bahan yang tepat untuk mendukung kehidupan mikroba, jika ada yang terbentuk miliaran tahun lalu, saat Planet Merah tersebut memiliki danau dan sungai," kata NASA dalam situs resminya.
Hasil panorama 360 derajat ini masih disusun oleh para ilmuwan. Nantinya, hasil panorama yang NASA bagikan akan menampilkan berbagai fitur yang ada di dalam kanal tersebut, termasuk gundukan puing yang diberi nama Pinnacle Ridge.
BACA JUGA:
Dari panorama yang diabadikan Curiosity, para ilmuwan berhasil memecahkan unsur dari hamparan batu di lokasi tersebut. Berkat citra dari Mars Reconnaissance Orbiter (MRO) dan instrumen sains pada wahana Mars tersebut, terungkap bahwa bebatuan tersebut murni sulfur.
"Tim tidak memiliki penjelasan yang jelas tentang mengapa sulfur terbentuk di sana; di Bumi, sulfur dikaitkan dengan gunung berapi dan sumber air panas, dan tidak ada bukti di Gunung Sharp yang menunjukkan salah satu penyebab tersebut," jelas NASA.
Untuk mencari tahu lebih banyak unsur dan tanda-tanda yang mengarah ke penemuan biologis di Mars, Curiosity akan terus menjelajahi planet tersebut. Mulai tahun depan, wahana ini akan mempelajari area yang mirip dengan Gunung Sharp di wilayah lainnya.