Bagikan:

JAKARTA - Planet Mars ternyata benar-benar seperti Bumi, kerap mengalami kondisi iklim yang berubah. Siklus basah dan kering pernah terjadi di lingkungan permukaan planet tersebut lebih awal.

Pengamatan baru retakan lumpur yang dilakukan oleh penjelajah Curiosity milik NASA menunjukkan, Planet Merah mungkin pernah melihat pola cuaca musiman atau bahkan banjir bandang.

Ditemukan di Kawah Gale, Curiosity melihat pola segi enam yang mengisyaratkan sejarah siklus berulang kondisi basah dan kering, memungkinkan mineral mengering di antara mantra basah untuk menciptakan formasi spesifik yang telah menjadi batuan.

"Pengamatan menarik dari retakan lumpur yang matang ini memungkinkan kita untuk mengisi beberapa sejarah air yang hilang di Mars. Fitur-fitur ini juga menunjukkan adanya lingkungan basah dan kering di Bumi yang sangat kondusif bagi perkembangan molekul organik dan potensi kehidupan," kata peneliti utama instrumen ChemCam di atas penjelajah Curiosity, Nina Lanza.

"Secara keseluruhan, hasil ini memberi kita gambaran yang lebih jelas tentang Mars sebagai dunia yang layak huni," sambungnya.

Namun, sedikit yang diketahui tentang fluktuasi iklim jangka pendek di Mars. Pola segi enam itu terpelihara dengan baik di batuan sedimen, kaya akan garam kalsium dan magnesium.

Pola berasal dari sekitar 3,6 hingga 3,8 miliar tahun lalu, mengangkangi dua periode waktu dikenal sebagai Noachian dan Hesperian.

Para peneliti kemudian mempelajari opsinya, dan menyimpulkan penjelasan yang paling mungkin adalah pengeringan lumpur basah. Tidak hanya sekali jemur.

Lumpur basah yang mengering sekali retak di persimpangan berbentuk T. Pematangannya melalui siklus pengeringan berulang yang menghasilkan persimpangan retakan berbentuk Y, seperti dihimpun dari Science Alert dan Science Daily, Senin, 14 Agustus.

"Fokus utama dari misi Curiosity, dan salah satu alasan utama untuk memilih Kawah Gale, adalah untuk memahami transisi Mars kuno yang hangat dan basah menjadi Mars dingin dan kering yang kita lihat sekarang," ujar rekan penulis makalah, Patrick Gasda.

"Penggerak penjelajah dari sedimen dasar danau tanah liat ke sedimen non-dasar danau dan kaya sulfat yang lebih kering adalah bagian dari transisi ini," imbuhnya.

Retakan lumpur ditemukan Curiosity hanya sedalam beberapa sentimeter. Temuan ini, yang diterbitkan di jurnal Nature, dapat menunjukkan, Mars pernah memiliki iklim basah seperti Bumi, dengan banjir musiman atau jangka pendek dan planet tersebut mungkin dapat mendukung kehidupan di beberapa titik.

"Yang penting tentang fenomena ini adalah bahwa itu adalah tempat yang sempurna untuk pembentukan molekul polimer yang diperlukan untuk kehidupan, termasuk protein dan RNA, jika molekul organik yang tepat ada di lokasi ini," kata Gasda.

"Periode basah menyatukan molekul sementara periode kering mendorong reaksi untuk membentuk polimer. Ketika proses ini terjadi berulang kali di lokasi yang sama, peluang untuk membentuk molekul yang lebih kompleks di sana meningkat," tambahnya.