JAKARTA – Harga uang kripto XRP meroket usai perusahaan mengumumkan bahwa Ripple Labs berkolaborasi dengan perusahaan asal Jepang dan Filipina, SBI Remit Co. Ltd dan Coins.ph dalam peluncuran On-Demand Liquidity (ODL) pada Rabu, 28 Juli kemarin. Seakan terbangun dari tidurnya, harga Ripple langsung melonjak.
Kerja sama Ripple Labs dengan SBI Remit telah berhasil meluncurkan “layanan pengiriman uang internasional pertama di Jepang dengan menggunakan aset kripto.” SBI Remit merupakan lini perusahaan SBI Fintech Solutions yang merupakan salah satu perusahan pengiriman uang terbesar di negeri Sakura, sebagaimana dilansir dari Bitcoin.com News.
Sementara Coins.ph merupakan bursa kripto dan layanan dompet seluler kenamaan asal Filipina. Coins.ph merupakan milik perusahaan Betur Inc. yang diatur oleh bank sentral Filipina, Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP).
“Kemitraan yang diperluas ini akan membat SBI Remit terkoneksi dengan Coins.ph dan platform pertukaran aset digital SBI VC Trade di Ripplenet untuk pembayaran lintas batas yang lebih cepat dan lebih terjangkau dari Jepang ke Filipina,” tulis pihak Ripple di blog resminya.
Selain itu, pihak SBI memaparkan bahwa setelah pengiriman uang dimulai melalui SBI Remit maka SBI VC Trade bakal mengirimkan XRP secara langsung ke platform kripto Coins.ph. Kemudian platform tersebut bakal mengonversi XRP ke mata uang lokal Filipina, Peso. Penerima akan mendapatkan transferan uang secara cepat dan murah.
BACA JUGA:
Kolaborasi ketiga perusahaan besar itu membangkitkan harga XRP yang meroket lebih dari 16 persen pada Rabu kemarin. Waktu itu harga XRP berada di level Rp9.183 langsung naik ke harga Rp10.647 berdasarkan data dari CoinMarketCap.
“Diaspora Filipina saat ini merupakan yang terbesar ketiga di Jepang,” papar pihak Ripple Labs.
Pada 2020 lalu, aliran pengiriman uang dari Jepang ke Filipina telah mencapai 1,8 miliar dolar AS. Di sisi lain, pengiriman uang dari Jepang ke Filipina harus memakn biaya transfer yang cukup tinggi.
Ke depannya Ripple Labs bakal mengembangkan lebih banyak lagi adopsi layanan On-Demand Liquidity berbasis teknologi Ripplenet. Selain murah dan efisien, pengiriman uang juga bisa langsung sampai secara real time.
“Peluncuran ODL di Jepang hanyalah permulaan, dan kami berharap dapat terus mendorong inovasi keuangan berikutnya, di luar pembayaran real-time tidak hanya di Filipina, tapi ke wilayah lain juga,” papar Direktur Perwakilan SBI Remit, Nobuo Ando.
Hal ini merupakan perkembangan yang positif bagi Ripple di tengah pertempurannya dengan Komisi Bursa dan Sekuritas AS (SEC) di meja hijau. Ripple sendiri menjelaskan jika permasalahan tersebut selesai, perusahaan bakal langsung go public.