JAKARTA – Perusahaan solusi blockchain dan pembayaran lintas batas, Ripple, dikabarkan telah menjalin kerja sama dengan perusahaan layanan konsultasi desain asal San Fransisco, yakni btrax. Kedua belah pihak akan mengembangkan lab desain Web3 dengan menggunakan XRP Ledger (XRPL).
Hasil kolaborasi kedua perusahaan tersebut diharapkan dapat membantu berbagai perusahaan di Jepang guna mempercepat pengembangan bisnis Web3. Menurut informasi, pendiri Audio Metaverse, Takahito Iguchi akan bertindak sebagai penasihat eksekutif lab.
Iguchi bukanlah orang baru dalam industri ini. Pada 2008, dia telah mendirikan perusahaan berbasis Augmented Reality (AR) yang berkantor di Tokyo, Tonchidot. Sepak terjang Iguchi tidak berhenti sampai di situ, dia juga berhasil memperkenalkan platform streaming suara unik yang disebut Dabel.
Proyek ini akan difokuskan untuk mengedukasi perusahaan di Jepang tentang kasus penggunaan Web3 dan mempromosikan pengembangannya. Btrax akan menyelenggarakan camp dan lokakarya di San Francisco untuk menghasilkan ide-ide bisnis baru di Web3. Perusahaan ini juga akan meneliti tren dan perkembangan terbaru dalam sektor ini.
Sementara itu, menurut VP Strategi dan Operasi Ripple, Emi Yoshikawa, menyatakan kerja sama tersebut merupakan “bukti” betapa kokohnya XRP Ledger. Ripple sendiri sudah tidak asing dengan pasar Jepang. Tahun lalu, ia bermitra dengan SBI Remit, penyedia layanan pengiriman uang terbesar di negara itu, untuk meningkatkan pembayaran lintas batas uang ke Filipina.
BACA JUGA:
Seperti dilansir dari U.Today, Ripple mempertimbangkan untuk memindahkan kantor pusat globalnya ke Jepang sebelum memutuskan untuk tinggal di San Francisco. Perusahaan ini melanjutkan ekspansi globalnya meskipun Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) menjegalnya di meja hijau. Bulan lalu, Ripple juga mengumumkan peluncuran On-Demand Liquidity (ODL) baru.
Kasus Ripple vs SEC
Sebagaimana diketahui, Ripple Labs saat ini masih berseteru dengan SEC. Regulator AS itu menuding Ripple dan petinggi perusahaan melakukan penjualan sekuritas yang tidak terdaftar pada Desember 2020. Padahal sebelumnya, Ripple berencana akan go public dengan listing di bursa saham ternama di AS sebagaimana yang dilakukan Coinbase.
Namun, dengan adanya gugatan dari SEC, rencana tersebut terpaksa ditunda. Ripple sendiri menolak kategorisasi yang diberikan rergulator terhadap XRP sebagai sekuritas. Pihak Ripple mendesak SEC untuk membeberkan sumber kategorisasi tersebut yang berasala dari email pidato William Hinman pada 2018. Namun, hingga 2022 ini, regulator tersebut tidak memenuhi permintaan tersebut.
Pada akhir Agustus, komunitas kripto mendesak ketua SEC Gary Gansler untuk melepas jabatannya dengan mengadakan petisi di Change.org. Sebelumnya, sebuah artikel yang ditulis oleh Roslyn Layton berjudul Gary Gensler: Resign telah dimuat di Forbes. Layton mendesak pengunduran diri Gensler terkait tidak adanya transparansi aturan dari SEC. Namun, tidak lama kemudian, artikel Layton telah di-take-down oleh Forbes. Kini artikel Gary Gensler: Resign sudah tidak dapat diakses lagi.