Bagikan:

JAKARTA – Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), Gary Gansler, dikabarkan akan memberi kesaksian di hadapan Komite Perbankan Senat AS. Kabarnya, Gensler akan menanggapi jawaban Rostin Behnam terkait mata uang kripto. Informasi tersebut disampaikan oleh jurnalis Fox Business, Eleanor Terrett.

Rencananya, Gensler akan memberi kesaksian terkait kripto pada 15 September 2022 ini. Sementara, Rostin Behnam merupakan komisaris Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC) akan bersaksi di hadapan Senat AS untuk Pertanian, Nutrisi, dan Kehutanan.

CFTC dan para pemain industri utama akan bersaksi tentang RUU aset digital yang baru-baru ini diperkenalkan, yang akan memberikan wewenang CFTC untuk mengatur semua komoditas digital, sebelum dilakukan pemungutan suara.

“Tidak mungkin lolos tahun ini, saya diberitahu,” kata Terrett, dikutip dari CryptoPotato.

Selain itu, Terrett juga menyoroti tweet anggota Kongres Raja Krishnamoorthi yang mengatakan bahwa dia telah meluncurkan penyelidikan terkait penipuan dan penyalahgunaan konsumen di dunia kripto, karena pelaku kejahatan telah berusaha memangsa investor.

“Saya meluncurkan penyelidikan ini karena cryptocurrency telah meledak dalam jangkauan, popularitas, dan nilainya, demikian juga pertumbuhan penipuan terkait dan penyalahgunaan konsumen karena pelaku jahat berusaha memangsa investor,” kata Anggota Kongres Raja Krishnamoorthi, 30 Agustus 2022.

Menurut laporan dari Washington Post baru-baru ini, Perwakilan Krishnamoorthi, ketua panel pengawasan utama DPR, telah menulis surat terbuka yang ditujukan kepada pengawas federal dan pemimpin kripto teratas yang menanyakan apa yang mereka lakukan untuk melindungi konsumen.

Surat yang ditulis oleh Krishnamoorthi ditujukan kepada Menteri Keuangan Janet L. Yellen, Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa AS Gary Gensler, Ketua Komisi Perdagangan Federal Lina Khan, dan Ketua Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas, Rostin Behnam.

“Tanpa definisi dan panduan yang jelas, lembaga-lembaga akan melanjutkan pertikaian mereka dan tidak akan dapat secara efektif menerapkan perlindungan konsumen dan investor yang terkait dengan mata uang kripto dan bursa tempat mereka diperdagangkan,” tambah Krishnamoorthi.

Menguraikan kekurangan SEC, artikel Forbes baru-baru ini menunjukkan hilangnya dana investor senilai 1 Miliar dolar AS karena penipuan kripto yang berlangsung pada tahun 2021. Kemudian, 15 Miliar dolar AS telah raib karena gugatan SEC terhadap Ripple (XRP) ketika SEC membawa 1,3 miliar dolar AS gugatan non-fraud terhadap perusahaan blockchain tersebut.

Sejalan dengan itu, kasus Ripple vs SEC sudah berlangsung selama dua tahun yang dimulai pada Desember 2020. Hingga saat ini SEC seperti mengulur-ulur waktu dan memperlambat perkembangan kasus tersebut. Gugatan SEC terhadap Ripple secara tidak langsung telah berdampak besar terhadap para pemegang XRP.