Apa Jadinya Jika Malware Terpasang di Jaringan Saraf AI, Ini Penjelasannya
Sebuah malware, bisa saja dimasukkan ke dalam jaringan saraf artificial intelligence ke otak manusia. (foto: unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Trio akademisi Universitas Cornell menemukan bahwa kode malware mungkin tersembunyi di dalam jaringan saraf AI (Artificial Intelligence). Di server pracetak arXiv, Zhi Wang, Chaoge Liu, dan Xiang Cui telah menerbitkan makalah yang menguraikan pengalaman mereka dengan memasukkan kode ke dalam jaringan saraf.

Upaya penjahat untuk masuk ke perangkat yang menjalankan teknologi baru untuk tujuan mereka, seperti menghapus atau mengenkripsi data. Kemudian mereka menuntut pembayaran dari pelanggan untuk pemulihannya, akan menjadi lebih rumit karena teknologi komputer ke depan menjadi lebih kompleks. Para peneliti menemukan teknik baru untuk menginfeksi jenis tertentu dari sistem komputer yang menjalankan aplikasi kecerdasan buatan dalam studi baru mereka.

Sistem AI berfungsi dengan memproses data dengan cara yang sama seperti yang dilakukan otak manusia. Namun, tim peneliti menemukan bahwa jaringan tersebut rentan terhadap intrusi kode asing.

Aktor asing dapat menyusup ke jaringan saraf berdasarkan sifatnya. Yang harus dilakukan agen semacam itu hanyalah meniru struktur jaringan, mirip dengan bagaimana ingatan ditambahkan ke otak manusia. 

Para peneliti dapat melakukannya dengan menyematkan malware ke dalam jaringan saraf yang memberi daya pada sistem AI yang dijuluki AlexNet, meskipun virusnya sangat besar, menghabiskan 36,9 MiB RAM pada perangkat keras sistem AI. Para peneliti memilih apa yang mereka pikir akan menjadi lapisan optimal untuk injeksi untuk menyuntikkan kode ke dalam jaringan saraf. 

Mereka juga menambahkannya ke model yang telah diajarkan sebelumnya, meskipun mereka memperingatkan bahwa peretas dapat memilih untuk menargetkan jaringan yang tidak terlatih karena akan berdampak lebih kecil pada seluruh jaringan.

Menurut para peneliti, tidak hanya perangkat lunak antivirus biasa yang gagal mendeteksi malware, tetapi fungsi sistem AI tetap hampir tidak berubah setelah infeksi. Akibatnya, jika dilakukan secara sembunyi-sembunyi, infeksi mungkin luput dari perhatian.

Para peneliti menunjukkan bahwa hanya memasukkan malware ke dalam jaringan saraf tidak akan berbahaya. Siapa pun yang menyelipkan kode ke dalam sistem masih perlu mencari cara untuk menjalankannya. Mereka juga menunjukkan bahwa sekarang peretas dapat memasukkan kode ke jaringan saraf AI, perangkat lunak antivirus dapat ditingkatkan untuk mendeteksinya.