COVID-19 Dapat Musuh Serius: Google dan Apple Bersatu Deteksi Pembawa Virus Pakai Aplikasi
Ilustrasi foto (Victor He/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Kolaborasi mengejutkan datang dari Apple dan Google yang memiliki tujuan mencegah dan memutus rantai penyebaran pandemi COVID-19 dengan memanfaatkan teknologi smartphone lewat sebuah aplikasi.

Seperti diwartakan The Guardian, Sabtu 11 April, nantinya aplikasi ini akan menggunakan sinyal Bluetooth jarak pendek untuk melacak kontak atau nomor telepon pengguna. Aplikasi tersebut tentunya akan tersedia di perangkat iPhone dan Android.

Dengan menggunakan teknologi Apple-Google, aplikasi pelacakan kontak akan mengumpulkan catatan ponsel lain yang dekat dengan pengguna aplikasi. Data tersebut dapat digunakan untuk mengingatkan orang lain yang mungkin telah terinfeksi dari pembawa virus.

Jika orang itu kemudian mengetahui bahwa mereka positif COVID-19, mereka dapat menggunakan sistem yang sama untuk mengingatkan semua orang, sejak sebelum menjadi menular secara luas.

Meski pemilik ponsel harus meng-install aplikasi terlebih dahulu dan setuju untuk berbagi data dengan otoritas kesehatan masyarakat, kekhawatiran muncul tentang efektivitas teknologi dan masalah privasi seputar penerapannya.

Kedua perusahaan teknologi raksasa AS itu memang memilih untuk menggunakan Bluetooth dalam melacak siapa yang telah melakukan kontak dengan orang terinfeksi COVID-19 daripada layanan lokasi untuk melindungi beberapa privasi pengguna, tetapi beberapa aktivis perlindungan privasi masih waspada.

"Tidak ada aplikasi pelacakan kontak yang dapat sepenuhnya efektif sampai ada pengujian yang luas, gratis, dan cepat dan akses yang adil ke layanan kesehatan," kata penasihat pengawasan dan keamanan siber di ACLU, Jennifer Granick.

"Orang-orang hanya akan mempercayai sistem ini jika mereka melindungi privasi, tetap sukarela, dan menyimpan data pada perangkat individu, bukan repositori terpusat," tambahnya.

Beberapa aktivis privasi telah memeringatkan bahwa aplikasi seperti itu perlu dirancang sehingga pemerintah tidak dapat menyalahgunakan data privasi untuk melacak warga negara mereka. Apple dan Google mengatakan dalam pengumuman tersebut bahwa privasi dan keamanan pengguna dimasukkan ke dalam rancangan rencana mereka nantinya.

Pakar keamanan juga mencatat bahwa teknologi saja tidak dapat secara efektif melacak dan mengidentifikasi orang yang mungkin telah terinfeksi COVID-19. Upaya semacam itu akan membutuhkan alat dan tim medis untuk melacak secara akurat orang yang terinfeksi. Di Korea Selatan dan China, upaya-upaya ini sudah termasuk penggunaan kartu kredit dan catatan penggunaan transportasi publik.

Mengingat kebutuhan besar akan penelusuran kontak yang efektif, kedua aliansi itu akan menggelar perubahan mereka dalam dua fase. Pertama, mereka akan merilis perangkat lunak pada Mei untuk ponsel Android dan iOS.

Dalam beberapa bulan mendatang lagi, mereka juga akan menanamkan aplikasi ini secara langsung ke dalam sistem operasi. Jadi pengguna ponsel baru kedua perusahaan ini tidak lagi perlu mengunduh, karena sudah tersedia dari aplikasi bawaan pabrik.

Para pengembang perangkat lunak tersebut juga telah membuat aplikasi semacam itu di negara-negara lain, termasuk Singapura dan China untuk mencoba memutus rantai penyebaran COVID-19. Di Eropa, Republik Ceko dirumorkan akan merilis aplikasi seperti itu setelah Paskah.

Begitupun dengan Inggris, Jerman, dan Italia juga mengembangkan alat penelusuran COVID-19 yang mereka buat sendiri.