JAKARTA - MicroStrategy, perusahaan software intelijen untuk bisnis, mengumumkan rencana ambisiusnya untuk menggalang dana sebesar 2 miliar dolar AS (Rp32,4 triliun) pada awal 2025. Dana tersebut akan digunakan untuk membeli Bitcoin.
Dalam siaran pers terbaru, MicroStrategy menyebutkan bahwa pengumpulan dana ini dijadwalkan berlangsung pada kuartal pertama 2025. Namun, perusahaan yang dikenal sebagai pemegang Bitcoin terbesar di dunia ini juga menyatakan bahwa pelaksanaan rencana ini bergantung pada kondisi pasar dan dapat dibatalkan sepenuhnya.
“Tujuan dari penawaran ini adalah untuk terus memperkuat neraca keuangan perusahaan dan mengakuisisi lebih banyak Bitcoin,” jelas perusahaan tersebut dikutip DailyHodl, Senin, 6 Januari 2025.
BACA JUGA:
Saat ini, perusahaan milik Michael Saylor tersebut menyimpan 446.400 BTC yang bernilai sekitar 43,796 miliar dolar AS (Rp709,5 triliun) berdasarkan harga pasar saat ini. Bitcoin saat ini diperdagangkan pada kisaran 98.553 dolar AS (Rp1,6 miliar) per token, harganya merosot tipis dalam 24 jam terakhir.
Sebelumnya, pada akhir Desember 2024, MicroStrategy telah membeli 2.138 BTC untuk menambah cadangan strategis perusahaan. Jumlah tersebut senilai sekitar 209 juta dolar AS (Rp3,38 triliun) pada saat pembelian.
Upaya pembelian besar-besaran ini, menjadikan MicroStrategy sebagai pemegang Bitcoin terbesar di sektor korporasi. Selain itu, laporan terbaru menyatakan MicroStrategy dan produk Exchange Traded Funds (ETF) serta pemerintah jika digabungkan secara total memegang hampir 31% dari seluruh Bitcoin yang beredar.