JAKARTA - Perusahaan teknologi MicroStrategy kembali mencuri perhatian dengan pengumuman rencananya untuk menjual saham senilai 2 miliar Dolar AS atau sekitar Rp32 triliun. Dana hasil penjualan saham ini akan digunakan untuk memperkuat posisi mereka sebagai pemegang Bitcoin terbesar di dunia.
Dalam dokumen yang diajukan ke Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC), MicroStrategy menegaskan komitmennya terhadap pengembangan jaringan Bitcoin. Saat ini, perusahaan ini telah mengakumulasi 226.500 Bitcoin dengan nilai lebih dari Rp210 triliun, mengikuti fluktuasi harga pasar.
BACA JUGA:
Langkah ini mencerminkan kepercayaan MicroStrategy terhadap masa depan mata uang kripto. Namun, perusahaan belum merinci berapa banyak hasil penjualan saham yang akan dialokasikan untuk membeli Bitcoin dan berapa yang akan digunakan untuk operasional.
Menurut informasi DL News, meskipun menghadapi kerugian kuartal kedua sebesar 102,6 juta Dolar AS (sekitar Rp1,6 triliun), MicroStrategy tetap berinvestasi besar-besaran dalam Bitcoin. Pada bulan Juni, mereka bahkan menerbitkan obligasi senilai 500 juta Dolar AS (sekitar Rp8 triliun) untuk membeli Bitcoin, yang kemudian meningkat menjadi 700 juta Dolar AS (sekitar Rp11,3 triliun)dalam sehari.
Langkah agresif ini mendapat perhatian banyak pihak. Namun, beberapa analis tetap waspada terhadap dampak jangka panjang, terutama terkait stabilitas keuangan di tengah volatilitas pasar kripto yang tinggi.