Bagikan:

JAKARTA - Dua perusahaan penambangan Bitcoin terkemuka asal Amerika Serikat, Marathon Digital Holdings (MARA) dan Hut 8 Mining, baru-baru ini memborong belasan ribu Bitcoin. 

Pada Kamis 19 Desember 2024, keduanya mengumumkan pembelian Bitcoin secara besar-besaran. MARA membeli 15.574 BTC senilai 1,53 miliar dolar AS (sekitar Rp24,8 triliun), sementara Hut 8 membeli 990 BTC dengan nilai 100 juta dolar AS (sekitar Rp1,62 triliun).

Harga rata-rata pembelian Bitcoin oleh MARA mencapai 98.529 dolar AS (sekitar Rp1,6 miliar) per BTC, sedangkan Hut 8 membayar 101.710 dolar AS (sekitar Rp1,65 miliar) per BTC. Kedua perusahaan ini memilih untuk membeli Bitcoin di harga BTC merosot lebih dari 5% setelah pengumuman The Fed.

Untuk mendanai akuisisi ini, MARA berhasil menghimpun 1,925 miliar dolar AS (sekitar Rp31,2 triliun) melalui penerbitan obligasi konversi tanpa bunga. Kini, total kepemilikan Bitcoin MARA melonjak menjadi 44.394 BTC, dengan nilai sekitar 4,45 miliar dolar AS (sekitar Rp72 triliun). Sepanjang tahun ini, MARA mencatat profit dari BTC sebesar 60,9%.

Di sisi lain, Hut 8 juga memperkuat posisinya dengan menambah cadangan strategis Bitcoin menjadi lebih dari 10.000 BTC, yang saat ini bernilai lebih dari 1 miliar dolar AS (sekitar Rp16,2 triliun). 

Pembelian besar-besaran dari kedua perusahaan penambangan Bitcoin itu berlangsung di tengah volatilitas harga Bitcoin, yang saat ini diperdagangkan di sekitar 99.508 dolar AS (atau sekitar Rp1,61 miliar) per BTC. 

Dalam 24 jam terakhi harga Bitcoin merosot 2,1% menurut data CoinGecko. Meski demikian, volume perdagangan meningkat 25% selama periode yang sama, menunjukkan minat yang tinggi dari pasar.

Tak hanya MARA dan Hut 8, sejumlah perusahaan lain seperti MicroStrategy juga terus menambah portofolio Bitcoin mereka. MicroStrategy baru-baru ini membeli 15.350 BTC senilai 1,5 miliar dollar AS (sekitar Rp24,3 triliun), total kepemilikan Bitcoin-nya meningkat mencapai 439.000 BTC.