JAKARTA – VeChain (VET) adalah platform teknologi blockchain yang diluncurkan pada 2015. Platform ini ditujukan untuk membantu perusahaan dalam mengelola rantai pasokan dan menghubungkannya melalui perangkat Internet of Things (IoT). VeChain hadir untuk membuat operasional bisnis jadi lebih efisien, aman, dan transparan.
Pada 17 Desember 2024, VeChain mendapatkan paten baru melalui anak perusahaannya NanoJClean yang berbasis di China. Paten ini terkait sistem pengelolaan kunci (Key Management System atau KMS) yang dilengkapi dengan modul keamanan perangkat keras (Hardware Security Module atau HSM).
Melansir CryptoNews, Kamis 19 Desember, sistem tersebut akan membagi kunci transaksi menjadi beberapa bagian kecil yang disebut sub-kunci. Sub-kunci ini kemudian dienkripsi menggunakan teknologi kunci publik, sehingga data menjadi lebih aman. Oleh sebab itu, sistem teknologi VeChain tersebut sangat berguna untuk perusahaan yang membutuhkan pengelolaan data atau transaksi yang melibatkan banyak pihak.
BACA JUGA:
Sebelumnya, VeChain juga mendapat paten untuk teknologi pencatatan suhu berbasis blockchain pada Oktober 2024. Teknologi tersebut akan menyimpan data suhu selama pengiriman barang, seperti obat-obatan atau makanan, direkam dan diverifikasi melalui blockchain. Dengan begitu, kualitas dan keamanan produk diharapkan dapat terjaga selama proses pengiriman.
Dengan capaian dua paten ini, VeChain berupaya memperluas penggunaan teknologi blockchain di sektor bisnis. Token VET, yang merupakan bagian dari ekosistem VeChain, diperkirakan akan semakin populer seiring meningkatnya adopsi teknologi mereka.
Namun, saat ini pasar kripto masih mengalami tekanan. Pada Rabu 18 Desenber, harga VET berada di 0,053 dolar AS (Rp861) per koin. Data dari CoinMarketCap mencatat harga VET turun hampir 9 persen.