Bagikan:

JAKARTA – NASA menyerahkan kontrak Studi Pengembalian Sampel Mars (MSR) pada 8 Oktober lalu kepada Rocket Lab, perusahaan antariksa berbasis di California. Studi ini diharapkan selesai dalam beberapa bulan mendatang.

Melalui Kontrak Studi Desain Misi MSR ini, Rocket Lab akan mempelajari desain dan elemen dari sampel yang Perseverance kumpulkan di Mars. Dari hasil studi yang dibuat, perusahaan itu akan membuat konsep misi secara menyeluruh dengan target pengembangan sebelum tahun 2040.

CEO Rocket Lab Sir Peter Beck bertekad untuk menghasilkan konsep misi terbaik sekaligus inovatif untuk mewujudkan mimpi NASA. Beck yakin bahwa perusahaannya bisa membuat konsep yang sangat hemat karena mereka selalu menerapkan strategi ilmu planet yang hemat biaya.

"Mengambil sampel dari Mars adalah salah satu upaya paling ambisius dan penting secara ilmiah yang pernah dilakukan manusia. Kami telah mengembangkan konsep misi inovatif untuk mewujudkannya dengan biaya terjangkau dan jadwal yang dipercepat," kata Beck.

Sementara itu, pihak Rocket Lab menjelaskan bahwa mereka tidak memilih Rocket Lab pada awalnya. Namun, setelah melakukan evaluasi ulang, mereka menyadari bahwa konsep studi dari Rocket Lab berpotensi memberikan hasil yang baik untuk misi MSR.

"Rocket Lab tidak termasuk dalam konsep studi awal yang dipilih oleh NASA pada bulan Juni 2024, tetapi proposal Rocket Lab kemudian dievaluasi ulang oleh NASA dan dipilih untuk kontrak studi karena sangat sesuai dengan fokus permintaan," ungkap Rocket Lab, dikutip dari Spacenews

Konsep studi dari perusahaan ini berhasil terpilih karena Rocket Lab menargetkan misi yang sederhana dengan total kurang dari 2 miliar dolar AS (Rp31 triliun). Perusahaan itu pun menargetkan peluncuran pada tahun 2028 dengan sampel yang mendarat paling lambat pada 2033.