JAKARTA – Jaksa Agung New Mexico memperbarui gugatannya terhadap Snap, pengembang platform Snapchat. Dalam gugatan tersebut, tercatat bahwa Snap menyadari kehadiran predator anak di dalam aplikasinya.
Dilansir dari The Verge, gugatan yang baru dirilis tidak mengalami banyak perubahan. Pasalnya, jaksa agung hanya menambahkan keterangan dari karyawan Snap mengenai puluhan ribu laporan terkait pelecehan yang terus diterima setiap bulannya.
"Karyawan Snap membahas 10.000 laporan pengguna tentang pemerasan seksual setiap bulan, sambil mengakui bahwa laporan-laporan ini 'kemungkinan mewakili sebagian kecil dari pelecehan ini' mengingat rasa malu dan hambatan lain untuk melaporkannya," tulis jaksa agung di surat gugatannya.
Gugatan ini juga menyinggung salah satu kasus yang dianggap sebagai bukti bahwa Snap telah lalai dalam menjaga keamanan platformnya. Karyawan tersebut menjelaskan bahwa Snap pernah menerima lebih dari 75 laporan terhadap satu akun yang sama.
Laporan ini yang dikirim oleh pengguna, "menyebutkan foto telanjang, anak di bawah umur, dan pemerasan." Akun ini seharusnya ditangani dengan cepat oleh Snap. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Akun tersebut masih aktif setelah menerima puluhan laporan.
Detail tambahan ini memperjelas bahwa Snap menyadari kekurangannya dalam melindungi anak di bawah umur. Bukannya mengatasi masalah tersebut dengan cepat, Snap justru memberikan tanggapan dengan lambat karena lebih memprioritaskan hal lain.
BACA JUGA:
"Mantan karyawan bagian kepercayaan dan keamanan Snap mengeluh bahwa mereka hanya memiliki sedikit kontak dengan manajemen atas," ungkap gugatan tersebut. "Ada penolakan dalam upaya menambahkan mekanisme keamanan dalam aplikasi karena (CEO Snap) Evan Spiegel memprioritaskan desain."
Setelah gugatannya diperbarui, Snap juga memberikannya tanggapan di situs resminya. Perusahaan tersebut menjelaskan bahwa mereka selalu mengembangkan mekanisme dan kebijakan untuk mendeteksi serta memblokir aktivitas mencurigakan dari akun tertentu.
"Kami merancang Snapchat sebagai tempat untuk berkomunikasi dengan teman dekat, dengan pembatas keamanan bawaan," kata Snap. "Kami sangat peduli dengan pekerjaan kami di sini dan kami merasa sakit hati ketika pelaku kejahatan menyalahgunakan layanan kami."