Bagikan:

JAKARTA – Snap dituding mengembangkan platform yang tidak aman karena Snapchat merekomendasikan akun anak secara sistematis ke predator anak. Namun, Snapchat membantah tuduhan tersebut.

Beberapa waktu lalu, jaksa agung di New Mexico menyatakan bahwa Snapchat menciptakan lingkungan yang tidak aman bagi anak di bawah umur berdasarkan hasil penelitian. Snap pun membela diri dengan memutarbalikkan tuduhan jaksa agung.

Dalam mosi penolakan yang Snap ajukan pada 21 November, mengutip dari The Verge, perusahaan itu mengatakan bahwa Jaksa Agung Raúl Torrez membuat tuduhan yang salah. Bahkan, jaksa ini dituding sengaja mencari akun predator sebelum membuat akun anak.

Torrez sebelumnya menjelaskan bahwa akun palsu berusia 14 tahun yang ia buat mudah dicari oleh pelaku pelecehan. Para predator di Snapchat dinilai mampu melakukan pelecehan dengan cara mengumpulkan dan menyimpan gambar anak-anak di bawah umur.

Bertentangan dengan klaim Torrez, Snap menyatakan bahwa para penyidik yang berpura-pura menjadi anak di bawah umur justru mencari dan menambahkan berbagai akun predator, salah satunya akun Nud15Ans milik seseorang bernama Enzo.

Akun tipuan buatan pemerintah ini juga diklaim mengirimkan pesan anonim melalui layanan terenkripsi end-to-end, bukan sebaliknya. Jaksa agung yang mewakili pemerintah pun sempat mengatakan bahwa Snapchat menyarankan lebih dari 91 akun predator setelah akun tipuan terhubung dengan akun Enzo.

Snap, yang dinilai gagal membuat laporan ke penegak hukum karena tidak menyimpan gambar pelecehan seksual anak, juga memberikan pembelaan. Menurut perusahaan tersebut, penyimpanan materi pelecehan seksual anak (CSAM) di server justru melanggar hukum federal.

Namun, Snap tetap menyerahkan konten yang mengarah ke pelecehan seksual terhadap anak ke Pusat Nasional untuk Anak Hilang dan Tereksploitasi, sesuai dengan kebijakan yang berlaku. Snap berusaha membantah seluruh tuduhan untuk membatalkan gugatan.