Bagikan:

JAKARTA – Alphabet, perusahaan induk Google yang dikenal dengan inovasi seperti mobil otonom dan komputasi kuantum, kini bertaruh besar pada bidang yang paling dekat dengan inti bisnisnya: pencarian online.

Menurut Ruth Porat, Presiden dan Chief Investment Officer Alphabet, penerapan kecerdasan buatan (AI) pada layanan pencarian yang telah menjadikan Google sebagai nama besar adalah langkah terbesar perusahaan saat ini. Hal ini disampaikan Porat dalam konferensi Reuters NEXT di New York pada Selasa 10 Desember.

“Kami berusaha menemui pengguna di mana pun mereka ingin berada selanjutnya,” ujar Porat dalam wawancara bersama Pemimpin Redaksi Reuters, Alessandra Galloni.

Pencarian Online dan Peran AI

Alphabet, yang sebagian besar dari pendapatan tahunan lebih dari 300 miliar dolar AS (Rp4,7 kuadriliun) berasal dari iklan terkait pencarian, telah mengintegrasikan ringkasan berbasis AI untuk menjawab pertanyaan yang tidak memiliki jawaban jelas. Langkah ini merupakan respon terhadap persaingan dari OpenAI, pembuat ChatGPT, meski dihadapkan pada tantangan “halusinasi AI” di mana teknologi ini terkadang menghasilkan informasi yang salah.

Porat menegaskan bahwa pencarian akan terus berkembang, seiring dengan investasi Alphabet di bidang lain seperti Google Cloud.

AI dalam Inovasi Kesehatan

Sebagai penyintas kanker payudara, Porat juga menyoroti berbagai upaya Alphabet di bidang kesehatan, termasuk inovasi melalui sistem AI "AlphaFold" yang mampu memprediksi lipatan protein. Teknologi ini diterapkan untuk penemuan obat melalui divisi Isomorphic Labs.

Selain itu, AI juga digunakan untuk menyelamatkan penglihatan bagi mereka yang berisiko kehilangan penglihatannya, serta membebaskan tenaga medis dari tugas administratif sehingga mereka dapat lebih fokus pada pasien.

“AI dapat mengembalikan sisi kemanusiaan dalam hubungan antara dokter dan pasien,” ungkap Porat, mengutip harapan dokternya sendiri.

Investasi Besar dengan Fokus pada Hasil

Alphabet diperkirakan akan mengeluarkan dana 50 miliar dolar AS (Rp797 triliun) untuk investasi di chip, pusat data, dan pengeluaran modal lainnya pada tahun 2024. Namun, Porat menegaskan bahwa investasi ini harus berlandaskan pada hasil nyata.

“Kami perlu memastikan investasi ini menghasilkan keuntungan,” tegasnya, sembari menyebut teknologi AI sebagai "peluang generasi."

Dengan fokus yang kuat pada inovasi pencarian online dan kesehatan, Google menunjukkan bahwa AI tidak hanya sekadar alat, tetapi juga strategi untuk masa depan.