Bagikan:

JAKARTA - Direktur Ekonomi Digital dari Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Bonifasius W. Pujianto mengatakan PR (pekerjaan rumah) Indonesia dalam mencapai Visi Indonesia Digital 2045 masih banyak. 

Di mana menurut Boni, salah satu cara mencapai VID 2045 adalah dengan sektor ekonomi digital memberikan 20 persen dari Gross domestic product (GDP) Indonesia. Hal itu memiliki gap yang besar, karena saat ini kontribusi ekonomi digital terhadap GDP hanya berkisar 4-5 persen saja. 

“Bayangin, kita punya PR 20 tahun kedepan dari 5 persen sekarang, menjadi sekitar 20 persen. Jadi ada gap 20 tahun itu sekitar 15 persen kontribusi dari ekonomi digital terhadap GDP,” kata Boni di acara Ngopi Bareng Kominfo pada Jumat, 6 September. 

Dengan demikian, Boni mengatakan bahwa untuk mencapai target tersebut, dengan empat kali masa pemerintahan mendatang, masing-masing masa pemerintahan (5 tahun), perlu meningkatkan setidaknya empat persen kontribusi ekonomi digital terhadap GDP. 

Kendati begitu, Boni menyadari hal tersebut tidaklah mudah. Karena itu memerlukan kontribusi dari semua stakeholder ekonomi digital di Tanah Air. 

“Itu tidak mudah. Karena apa? Kita harus menggerakkan seluruh Stakeholder ekonomi yang terkait digital,” pungkas Boni. 

Sementara itu, beberapa waktu lalu Roy Kosasih selaku Presiden Direktur IBM Indonesia mengatakan bahwa pemerintah perlu meningkatkan nilai investasi ke industri teknologi, untuk mencapai VID 2045.

Karena jika dibandingkan dengan Singapura yang berinvestasi 2 persen dari PDB negara, atau dibandingkan dengan Amerika yang berinvestasi 4 persen dari PDB negara, Indonesia hanya berinvestasi 0,2 persen dari PDB negara. 

Bahkan, nilai investasi Indonesia di industri teknologi ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan negara tetangga yakni Vietnam dan Filipina, yang berinvestasi 0,4 persen dari PDB mereka masing-masing.