Bagikan:

JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan pertumbuhan ekonomi yang terus bergerak di kisaran 5 persen tidak akan mampu membawa Indonesia untuk jadi negara maju, sesuai dengan Visi Indonesia Emas 2045.

Menurut dia, untuk mencapai Visi Indonesia Emas 2045, pertumbuhan ekonomi nasional harus bergerak di kisaran 6 persen hingga 8 persen per tahun.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terjaga di kisaran 5 persen di tengah berbagai guncangan dunia, perlu diakselerasi menjadi 6 persen-8 persen per tahun untuk mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045," tutur Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna di DPR RI, Senin, 20 Mei.

Sri Mulyani menjelaskan, akselerasi pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini, mensyaratkan keberlanjutan reformasi struktural untuk meningkatkan produktivitas serta tranformasi ekonomi yang telah konsisten dilakukan dalam 10 tahun terakhir.

"Kesinambungan dan sekaligus perbaikan kebijakan menjadi kunci bagi keberhasilan pencapaian Visi Indonesia Emas 2045. Kita tidak bisa lagi bergantung pada kebijakan yang bersifat ”business as usual," ucapnya.

Sri Mulyani menambahkan untuk bisa mencapai target tersebut, transformasi ekonomi dengan mendorong peningkatan investasi produktif yang menciptakan nilai tambah tinggi sangat diperlukan.

"Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) harus terus menjaga daya tarik investasi dengan terus menjaga stabilitas dan prediktabilitas, memperbaiki pemerataan (ekualitas dan inklusivitas) serta harus berkelanjutan," ujarnya.

Menurut Sri Mulyani untik menyongsong masa depan dan dengan bekal pengalaman berharga selama dua dekade ini, perlu merumuskan KEM PPKF yang adaptif, fleksibel, responsif namun tetap kredibel dan sustainable.

"Masih banyak pekerjaan rumah dan agenda pembangunan yang perlu ditangani dan diselesaikan. Cita-cita besar mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045 membutuhkan kolaborasi yang kuat dari seluruh komponen bangsa," jelasnya.

Sri Mulyani menyampaikan pihaknya optimis dengan kerja keras dan komitmen bersama dalam menjaga stabilitas ekonomi serta komitmen untuk melakukan terobosan kebijakan, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

"Pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkualitas pada tahun 2025, diperkirakan berada pada kisaran 5,1 persen-5,5 persen, ditopang oleh terkendalinya inflasi, kelanjutan dan perluasan hilirisasi sumber daya alam (SDA), pengembangan industri kendaraan listrik, dan digitalisasi yang didukung oleh perbaikan iklim investasi dan kualitas sumber daya manusia (SDM)," ujarnya.