Kelangkaan Chip, Harga Ponsel Diprediksi Akan Naik
Ilustrasi chipset (dok. Qualcomm)

Bagikan:

JAKARTA – Dalam waktu dekat harga ponsel diprediksi akan naik. Penyebabnya adalah pasokan chip dunia mulai berkurang dan bertambah langka.

Informasi itu diungkapkan oleh bos perusahaan ponsel kenamaan Xiaomi, Wang Xiang. Menurut Wang, harga ponsel sangat mungkin mengalami kenaikan sekalipun vendor telah berupaya mengurangi biaya produksi.  

“Sejujurnya kami akan melakukan yang terbaik untuk menawarkan harga terbaik yang kami bisa berikan kepada konsumen. Namun terkadang, kami mungkin harus meneruskan sebagian dari kenaikan biaya kepada konsumen dalam kasus berbeda,” ungkap Wang kepada Reuters. Senin, 29 Maret.

Sebelumnya, beberapa pengamat telah memprediksi akan berkurangnya chip global dan hal ini terjadi pada akhir tahun 2020. Mereka memprediksi bahwa masalah tersebut akan berimbas pada terjadinya ‘chipageddon’, istilah para pengamat menyebut kiamat chip.

Permasalahan ini bermula saat pendemi COVID-19. Waktu itu berbagai pabrik di China terpaksa harus tutup karena diterapkannya peraturan lockdown. Di masa pandemi ini juga membuat banyak orang harus mengurung diri di rumah dan mereka membutuhkan perangkat elektronik untuk keperluan sehari-hari.

Hal ini diklaim menjadi salah satu faktor terkurasnya chip di gudang produsen. Di sisi lain, tidak sedikit perusahaan menimbun chip untuk perangkatnya sendiri. Suplai chip pun semakin berkurang padahal permintaan pasar sangat tinggi.

Kemudian, kebijakan yang dikeluarkan Donald Trump ketika menjabat presiden AS juga mempengaruhi pasokan chip dunia dengan melarang perusahaan teknologi AS bekerja sama dengan raksasa teknologi China. Akibatnya, perusahaan chip asal China, SMIC kesulitan memproduksi chip dalam memenuhi kebutuhan pasar.

Tidak hanya SMIC yang kesulitan, pabrikan chip kenamaan dunia seperti Qualcomm pun sedang mengalami hal yang sama. Qualcomm mengatakah bahwa pihaknya sedang berusaha keras dalam memenuhi kebutuhan chip dari berbagai mereka ponsel pintar dunia.

“Kami merasakan tekanan, tapi kami terlihat baik-baik saja,” kata bos Xiaomi Wang Xiang.

Meskipun pasokan chip global berkurang, pendapatan Xiaomi justru meningkat selama pandemi ini. Hal itu terbutki pada laporan pendapatan tahunan Year-on-Year sejumlah 24 persen di kuartal ke-4 dengan pendapatan sebesar 70,5 miliar yuan.