Bagikan:

JAKARTA - Sebagian besar dari kita mungkin tak menyadari bahwa dunia teknologi tengah di tengah kesulitan. Adalah chip, yang jadi inti dari semua produk digital di sekitar kita, yang persediaannya kini menipis. Dunia teknologi mengalami "Chipageddon." Apa itu dan bagaimana itu berdampak pada kita?

Yang jelas, jika chip habis, tak akan ada lagi produksi yang dilakukan. Situasi kelangkaan chip telah tergambar sejak tahun lalu, ketika para gamer kesulitan membeli kartu grafis baru, Apple terhuyung-huyung merilis iPhonenya, dan konsol Xbox serta PlayStation gagal memenuhi permintaan.

Tepat sebelum Natal, keresahan soal Chipageddon makin santer. Industri mobil kali ini yang merasakan dampak parah. Mobil-mobil berteknologi baru, rata-rata terdiri atas lebih dari seratus mikroprosesor. Dan produsen tidak dapat memeroleh semuanya.

Sejak itu, satu per satu perusahaan teknologi memeringatkan bahwa mereka juga menghadapi kendala. Samsung sedang berjuang untuk memenuhi pesanan chip memori yang dibuatnya untuk produknya sendiri dan produk orang lain.

Dan Qualcomm, yang membuat prosesor dan modem yang menggerakkan banyak ponsel pintar terkemuka dan gawai konsumen lainnya, memiliki masalah yang sama.

Dampak pandemi

Seperti banyak kegagalan lain di dunia, sebagian penyebabnya adalah virus corona. Kuncitara di berbagai negara memicu peningkatan penjualan komputer dan perangkat lain.

Peningkatan itu terjadi dengan habituasi orang-orang bekerja dari rumah atau mereka yang membeli gawai serta konsol baru untuk mengisi waktu istirahat.

Industri otomotif, sementara itu, awalnya melihat penurunan besar dalam permintaan dan memotong pesanannya. Akibatnya, pembuat chip mengalihkan jalur produksi mereka.

Namun kemudian, pada kuartal ketiga tahun 2020, penjualan mobil kembali menderu lebih cepat dari yang diantisipasi, sementara permintaan elektronik konsumen terus berlanjut.

Infrastruktur 5G

Selain itu, dimulainya era 5G juga berdampak. Peluncuran infrastruktur 5G menambah permintaan akan chip. Dengan kondisi yang berjalan, memproduksi lebih banyak bukanlah hal yang mudah.

"Dibutuhkan sekitar 18 hingga 24 bulan untuk membuka pabrik setelah mereka mulai beroperasi," kata analis Richard Windsor, dikutip BBC, Sabtu, 6 Februari.

"Dan bahkan setelah Anda membuatnya, Anda harus menyesuaikannya dan mendapatkan hasilnya, yang juga membutuhkan sedikit waktu.

"Ini bukan sesuatu yang bisa kamu nyalakan dan matikan begitu saja."

Perusahaan teknologi China, Huawei melakukan pesanan besar untuk membangun persediaan chip sebelum pembatasan perdagangan AS memblokirnya untuk memesan lebih banyak.

Sebaliknya, industri mobil memiliki margin yang relatif rendah dan cenderung tidak menimbun pasokan, yang kini membuatnya sangat tertinggal.

Baru-baru ini, TSMC dan Samsung, produsen chip terkemuka, telah menghabiskan miliaran untuk mendapatkan proses pembuatan chip 5-nanometer baru yang sangat kompleks hingga kecepatan untuk mendukung produk-produk mutakhir. Namun analis mengatakan secara lebih luas, sektor ini menderita karena kurangnya investasi.

"Sebagian besar pengecoran tingkat dua telah mencatat pendapatan yang buruk, margin rendah dan rasio utang yang tinggi selama beberapa tahun terakhir," kata laporan terbaru dari Counterpoint Research.

"Dari perspektif profitabilitas, membangun pabrik baru untuk pabrik pengecoran yang lebih kecil sulit untuk dipertimbangkan."

Dan banyak dari produsen chip ini malah akan menanggapi permintaan ekstra dengan menaikkan harga mereka.