JAKARTA - Hasil studi terbaru Kaspersky yang dilakukan terhadap 10.000 responden mengungkapkan bahwa sepertiga responden (34 persen) percaya AI dapat menjadi pemimpin yang lebih baik daripada manusia karena sifatnya yang tidak memihak.
“Kita menyaksikan semakin banyaknya adopsi AI sebagai alat yang berharga, membantu orang-orang di berbagai bidang,” kata Vladislav Tushkanov, Manajer Grup Pengembangan Riset di Kaspersky.
Di luar aplikasi tradisional, seperti memproses dan menganalisis data, AI juga dipercayakan dengan peran pribadi yang lebih menarik, termasuk percintaan, pendidikan, dan pekerjaan.
Namun, seiring terus berkembangnya teknologi AI, potensinya untuk mendorong inovasi dan meningkatkan pengalaman manusia menjadi semakin mendalam. Maka dari itu, kemajuan ini juga membawa risiko yang tidak terduga dan ancaman canggih.
Untuk melindungi pengguna dari ancaman yang digerakkan oleh AI, Kaspersky menyarankan:
BACA JUGA:
- Pasang solusi keamanan siber tepercaya yang dapat menawarkan perlindungan terhadap phishing yang disempurnakan oleh AI dengan mendeteksi halaman berbahaya dan mencegah interaksi dengannya. Solusi semacam itu akan membantu mengidentifikasi dan memblokir email dan situs web palsu yang bertujuan mencuri informasi pribadi.
- Untuk melawan risiko yang ditimbulkan oleh deepfake, sebaiknya hindari mempercayai permintaan data atau uang segera, meskipun permintaan tersebut tampaknya berasal dari teman, anggota keluarga, atau kolega. Memverifikasi keaslian permintaan melalui metode komunikasi alternatif merupakan langkah yang bijaksana.
- Memanfaatkan pemeriksa Privasi daring sangat penting untuk menyesuaikan pengaturan privasi guna membatasi paparan pencurian identitas yang disempurnakan oleh AI. Pendekatan ini meminimalkan jumlah informasi pribadi yang dapat diakses secara daring, sehingga lebih menantang bagi pelaku ancaman untuk mengeksploitasi data pribadi.