Bagikan:

JAKARTA - Penipuan online semakin berkembang dengan menggunakan profil palsu yang dihasilkan oleh teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mencuri uang dari korban mereka.

Menurut laporan DailyMail.com,  di layanan OnlyFans, terdapat model-model yang dihasilkan oleh AI, sedangkan "coach" Tinder menggunakan ChatGPT untuk membantu klien mereka mendapatkan kencan. Aplikasi yang menggunakan bot obrolan AI untuk memberikan pengguna "teman" juga semakin meningkat.

Namun, penipuan cinta yang dilakukan dengan menghubungi korban melalui media sosial atau aplikasi kencan untuk memulai hubungan online masih menjadi ancaman besar bagi banyak orang. Mereka akan menggunakan foto orang yang sangat menarik, seperti model atau aktor, yang ditemukan online, lalu mulai meminta uang dari target mereka dengan alasan masalah sehari-hari seperti mobil rusak, tagihan medis, atau biaya lainnya.

Para ahli keamanan siber menyarankan agar masyarakat harus lebih waspada terhadap profil palsu AI. Ada beberapa tanda yang dapat membantu mengenali apakah profil tersebut palsu atau asli, seperti melihat tangan, gigi, dan bayangan pada profil palsu AI.

Menurut Martin Cheek, seorang ahli keamanan siber, ChatGPT dapat digunakan untuk membuat pesan yang lebih personal sehingga membuat orang menjadi lebih mudah untuk menjadi korban penipuan online.

"ChatGPT membuat sangat mudah bagi para penjahat siber untuk menyamar sebagai orang yang berbeda tanpa memiliki keterampilan literasi yang luas," kata Cheek seperti dikutip, DailyMail.com.

"Mereka dapat memanfaatkan model bahasa untuk menghasilkan pesan yang lebih personal dan memperdaya orang menjadi korban serangan siber," tambah Cheek.

Meskipun teknologi AI semakin maju, namun masih memiliki kekurangan dalam menghasilkan gambar yang sempurna. Salah satunya, AI tidak dapat menghasilkan tangan yang sempurna seperti pada manusia, tangan yang dihasilkan oleh AI seringkali tampak tidak sesuai atau bahkan terlihat aneh. Hal ini terjadi karena AI menggunakan pattern-seeking untuk menghasilkan gambar.

“Dengan AI, ada beberapa hal yang sangat sulit untuk direplikasi - terutama tangan. Anda kadang-kadang bisa melihat distorsi pada tangan, dan kadang-kadang mereka mungkin terlalu besar atau memiliki jari tambahan," kata "Cyril Noel-Tagoe - Peneliti Keamanan Utama dari perusahaan keamanan siber Netacea di Inggris.

Penipuan online ini sangat merugikan. Di Amerika Serikat saja, penipuan cinta ini telah menghabiskan biaya sebesar 1,3 miliar dolar AS (Rp19,2 triliun) pada tahun 2022. Oleh karena itu, jika seseorang meminta uang dalam sebuah hubungan online, jangan ragu untuk menghindarinya meskipun ceritanya terdengar meyakinkan.

Masyarakat perlu lebih waspada terhadap penipuan online dan mencari tahu lebih banyak tentang cara-cara untuk melindungi diri mereka dari ancaman tersebut.