Bagikan:

JAKARTA - Mudik merupakan salah satu tradisi yang dilakukan saat momen Lebaran tiba. Ketika Anda pulang ke kampung halaman selama beberapa hari, penting untuk Anda memastikan bahwa rumah yang Anda tinggali tetap aman dari orang jahat. 

Selain menggunakan CCTV atau kamera pengawas, teknologi kunci pintar (smart lock) juga bisa sangat berguna. Beberapa dari mereka bahkan dapat mendeteksi ketika pemilik (ponsel cerdas mereka) mendekat, dan membukanya tanpa kunci. 

Selain itu, smart lock ini juga dapat dikendalikan dari jarak jauh, sehingga memungkinkan Anda untuk bisa membuka pintu untuk teman atau kerabat tanpa harus berada di rumah dengan hanya melihat orang tersebut melalui kamera video yang tersedia. 

Meski demikian, Kaspersky mengungkapkan bahwa perangkat pintar bisa saja membawa risiko yang tidak dimiliki para pengguna kunci luring tradisional. Berikut ini adalah tiga alasan  smart lock bisa berbahaya.

Pertama, kunci pintar secara fisik lebih rentan daripada kunci biasa

Masalah utamanya adalah kunci pintar menggabungkan dua konsep berbeda. Secara teori, kunci ini harus memiliki komponen pintar yang andal, sementara pada saat yang sama memberikan perlindungan kuat terhadap gangguan fisik sehingga tidak dapat dibuka dengan, katakanlah alat seperti obeng atau pisau lipat. Menggabungkan kedua konsep ini tidak selalu berhasil: hasilnya biasanya berupa kunci pintar yang tipis, atau kunci besi yang berat dengan perangkat lunak yang rentan.

Kedua, masalah dengan komponen "pintar"

Membuat sebuah komponen “pintar” yang aman juga tidak mudah. Penting untuk diingat bahwa pengembang perangkat semacam itu lebih sering memprioritaskan fungsionalitas daripada perlindungan.

Perangkat lunak telah diimplementasikan sedemikian rupa sehingga setiap orang dapat memperoleh akses ke video dan suara dari kamera kapan saja. Dan jika Anda tidak terpikir untuk mengisolasi antarmuka web dari internet, siapa pun dapat mengontrol kunci dan membuka pintu. 

Ketiga, perangkat lunak perlu diperbarui secara berkala

Ponsel cerdas biasa menerima pembaruan selama dua atau tiga tahun setelah dirilis. Sedangkan untuk perangkat IoT beranggaran rendah, dukungan (support) mungkin tertahan lebih awal. Memperbarui perangkat pintar melalui internet cukup mudah. Namun, mempertahankan dukungan untuk perangkat membutuhkan sumber daya dan biaya dari pihak vendor.

Ini sendiri bisa menjadi masalah, seperti saat vendor menonaktifkan infrastruktur cloud dan perangkat berhenti bekerja. Tetapi bahkan jika fungsi smart-lock dipertahankan, kerentanan yang tidak diketahui oleh vendor pada saat rilis masih dapat muncul.