Bagikan:

JAKARTA – Tahap atas roket Long March 6A milik China, yang mengantar 18 satelit ke orbit, dikabarkan pecah pada 7 Agustus lalu. Awalnya, hanya puluhan puing yang ditemukan, tetapi kini bertambah hingga ratusan.

Slingshot Aerospace, perusahaan pelacakan ruang angkasa, menemukan lebih dari 50 puing roket Long March 6A pada 8 Agustus. Puing-puing ini berada di jalur orbit satelit Qianfan atau G60 dan melaju dengan kecepatan 7,5 kilometer per detik.

Namun, laporan terbaru dari LeoLabs mengungkapkan bahwa tahap atas Long March 6A meninggalkan 800 puing di orbit. Perusahaan yang memantau orbit itu mengatakan bahwa kecelakaan bukan terjadi pada 7 Agustus, melainkan 6 Agustus.

"Kami secara aktif memantau dan menganalisis peristiwa pecahnya yang melibatkan badan roket China, CZ-6A," kata LeoLabs melalui platform X. "Peristiwa ini mengakibatkan sedikitnya 700 pecahan puing dan kemungkinan lebih dari 900."

Berada di ketinggian 800 kilometer dari permukaan Bumi, puing-puing tersebut berada di lokasi yang minim hambatan atmosfer. Artinya, ratusan puing ini akan terus berada di orbit selama beberapa dekade, tergantung ukuran dan kepadatan puingnya.

Sebelum insiden roket Long March 6A terjadi, Departemen Puing-Puing Luar Angkasa di Badan Antariksa Eropa (ESA) mengatakan bahwa orbit Bumi dikelilingi ratusan juta sampah dengan ukuran yang beragam. Namun, ukurannya relatif kecil.

Lebih dari 40.500 objek berukuran lebih dari 10 cm, lebih dari 1.100.000 objek berukuran 1 cm hingga 10 cm, dan lebih dari 130 juta objek memiliki ukuran 1 mm hingga 1 cm. Dengan munculnya pecahan tahap atas Long March 6A, sudah dapat dipastikan jumlah objeknya bertambah.

Ini merupakan masalah yang serius dan harus segera ditangani. Semakin banyak sampah di luar angkasa, semakin sulit juga wahana antariksa atau astronot bergerak dengan leluasa. Risiko tabrakan yang menyebabkan ledakan juga akan bertambah di luar angkasa.