JAKARTA - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin mengatakan pada Hari Kamis kemarin, tidak ada rencana pihaknya pada saat ini untuk menembak jatuh sisa-sisa roket besar China, yang diperkirakan akan jatuh kembali melalui atmosfer akhir pekan ini.
Seperti diketahui, Roket Long March 5B milik China diluncurkan dari pulau Hainan China pada 29 April, membawa modul Tianhe, yang akan menjadi tempat tinggal bagi tiga anggota awak di sebuah stasiun luar angkasa permanen China.
Peluncuran Tianhe adalah yang pertama dari 11 misi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan stasiun luar angkasa pertama milik China.
"Harapannya, roket itu akan mendarat di laut dan perkiraan terbaru adalah bahwa roket itu akan jatuh antara Sabtu dan Minggu," kata Menteri Austin seperti melansir Reuters, Jumat 7 Mei.
Sebelumnya, The Global Times, tabloid China yang diterbitkan oleh People's Daily, dalam laporannya menuliskan, roket di luar kendali dan dapat menyebabkan kerusakan sebagai sensasi Barat.
Amerika Serikat sendiri telah menyatakan komitmennya, untuk mengatasi risiko kemacetan akibat puing-puing ruang angkasa. Dan ingin bekerja sama dengan komunitas internasional "untuk mempromosikan kepemimpinan dan perilaku ruang angkasa yang bertanggung jawab.
Untuk diketahui, Komando Luar Angkasa Amerika Serikat sedang melacak puing-puing dari roket China yang mengirim sebagian dari stasiun luar angkasa yang direncanakan ke orbit minggu lalu.
BACA JUGA:
"Amerika Serikat berkomitmen untuk mengatasi risiko kemacetan yang meningkat karena puing-puing ruang angkasa, dan meningkatnya aktivitas di luar angkasa. Kami ingin bekerja dengan komunitas internasional untuk mempromosikan kepemimpinan dan perilaku ruang angkasa yang bertanggung jawab," kata Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki dalam sebuah pengarahan.