JAKARTA - Militer Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk memilih sistem persenjataan anti-serangan udara Dynetics Enduring Shield, alih-alih Iron Dome setelah menguji kemampuan keduanya, sebut Defense News.
Angkatan Darat AS melakukan uji tembak langsung kedua sistem persenjataan ini di White Sands Missile Range, New Mexico. Hasilnya, Dynetics mampu mengalahkan Iron Dome.
Mengutip The Jerusalem Post 25 Agustus, sistem Dynetics yang disebut Enduring Shield, mampu melakukan deteksi 360 derajat dan dapat menembak beberapa ancaman secara bersamaan. Sistem ini mudah dioperasikan dan dapat sepenuhnya terintegrasi dengan Sistem Komando Pertempuran Pertahanan Udara dan Rudal Terpadu Angkatan Darat.
Kementerian Pertahanan Israel dan Rafael Advanced Defense Systems mengatakan kepada The Jerusalem Post, mereka tidak akan mengomentari laporan Defense News, tetapi jika dikonfirmasi, itu diharapkan menjadi kemunduran signifikan bagi kementerian.
Namun, menurut sebuah laporan di Calcalist, harga rata-rata sistem Iron Dome adalah sekitar NIS 27 juta atau 8.400.000 dolar AS. Israel Aerospace Industries mengatakan, setiap sistem disesuaikan sesuai kebutuhan, dan karena itu tidak memiliki harga tetap.
IAI, yang memproduksi radar untuk Iron Dome, membuat rekor 4,2 miliar dolar AS pada tahun 2020 dalam penjualan internasional dari radar multi-misi. Sekitar 150 radar MMR, otak dari sistem tersebut, telah dijual kepada pelanggan di seluruh dunia, kata Calcalist.
Angkatan Darat AS membeli dua baterai siap pakai dari Rafael pada Agustus 2019 yang dikirim pada akhir 2020. Sejak saat itu, Angkatan Darat AS sedang dalam proses memeriksa dan membangun sistem pelatihan untuk baterai tersebut.
Pembelian baterai tersebut termasuk 12 peluncur, dua sensor, dua pusat manajemen pertempuran dan 240 pencegat.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Angkatan Darat AS menyelesaikan uji tembak baterai pertahanan rudal Iron Dome pertama yang dibeli oleh Amerika Serikat.
Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan Israel, sistem Iron Dome dalam konfigurasi Amerika diharapkan 'untuk melindungi pasukan Amerika yang dikerahkan dari berbagai ancaman udara, termasuk rudal jelajah, kendaraan udara tak berawak, roket, dan pecahan peluru.'
Sebelumnya, Negeri Paman Sam telah memiliki sistem pertahanan rudal anti-balistik THAAD yang dirancang untuk mencegat dan menghancurkan rudal balistik jarak pendek, menengah dan menengah dalam fase terminal mereka. Namun, belum memiliki solusi pertahanan udara jarak pendek.