Bagikan:

JAKARTA – SpaceX, perusahaan antariksa milik Elon Musk, meluncurkan satelit Turksat 6A pada Selasa, 9 Juli pukul 06.30 WIB. Satelit ini lepas landas dari Stasiun Angkatan Luar Angkasa Cape Canaveral, Florida.

Turksat 6A berhasil terpisah dari roket Falcon 9 sekitar 35 menit setelah peluncuran. Satelit tersebut ditempatkan di Orbit Geostasioner (GEO) dan akan mencapai posisi yang ditargetkan menggunakan propulsi listrik yang terpasang.

Beberapa menit setelah peluncuran, booster atau pendorong Falcon 9 berhasil mendarat di kapal tak berawak yang ada di Samudra Atlantik. Dengan berhasilnya pendaratan booster tersebut, SpaceX telah memulihkan roket orbitalnya sebanyak 328 kali.

Turksat 6A merupakan satelit pertama buatan Turki yang melibatkan beberapa kelompok industri lokal, salah satunya Institut Penelitian Teknologi Luar Angkasa TÜBİTAK. Ini merupakan pencapaian penting karena Turksat selalu dibuat oleh perusahaan asing.

Dilansir dari Spacenews, Turksat 3A dibangun oleh Thales Alenia Space, Turksat 4A dan 4B dikembangkan oleh Mitsubishi Electric Corporation (MELCO), dan Turksat 5A dibuat oleh Airbus.

Satelit ini dikembangkan sejak satu dekade lalu dan dianggap sebagai simbol kemandirian Turki di luar angkasa, menurut Menteri Transportasi dan Infrastruktur Turki Abdulkadir Uraloğlu. Pernyataan ini disampaikan melalui platform X.

Sebagai satelit telekomunikasi, Turksat 6A membawa transponder Ku-band dan X untuk memberikan layanan komunikasi dan televisi satelit dengan lancar. Satelit ini akan fokus menyediakan layanan di Eropa, Timur Tengah, Asia dan empat negara yang tidak ter-cover oleh Turksat, yaitu Malaysia, Indonesia, India, dan Thailand.