Bagikan:

JAKARTA - Reli Bitcoin (BTC) terpaksa terhenti dengan rilis data ketenagakerjaan oleh Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat, 7 Juni, sehingga menyebabkan harga BTC tergelincir hingga ke 68.507 dolar AS (Rp1,11 miliar). 

Pada Selasa, 11 Juni pukul 08:00 WIB, Bitcoin (BTC) bertengger di level 69.406 dolar AS (Rp113 miliar), atau cenderung bergerak sideways dalam empat hari terakhir setelah penurunan pekan lalu pada Jumat, 7 Juni. 

Namun, pekan ini terdapat dua peristiwa yaitu keputusan suku bunga Fed dan laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) bulan Mei, yang diperkirakan akan memengaruhi volatilitas pasar kripto.

Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha mengatakan, menurut alat CME FedWatch Tool,  memperkirakan The Fed akan kembali mempertahankan suku bunga di kisaran 5,25 - 5,50 persen pada FOMC Juni. 

Sementara, FOMC September terdapat peluang 45 persen The Fed akan mulai memangkas suku bunganya sebesar 25 bps atau 0,25 persen menjadi 5,00 - 5,25 persen.  

“Apabila data CPI sesuai atau lebih rendah dari ekspektasi pasar maka potensi mendorong BTC untuk kembali naik ke sekitar 73.000 dolar AS (Rp1,18 miliar),” jelas Panji. 

Sementara itu, apabila CPI lebih tinggi dari ekspektasi pasar, Panji menambahkan, “maka berpotensi membawa BTC turun dari support $69.000 untuk melemah ke MA-100 di sekitar 66.750 dolar AS (Rp1,08 miliar).”