Bagikan:

JAKARTA - Memasuki pekan kedua bulan Oktober, pasar Aset Kripto bertengger di zona merah dengan Bitcoin (BTC) kembali turun di bawah harga 28.000 dolar AS atau Rp440,2 juta. 

Pada Selasa, 10 Oktober pukul 09.00 WIB, Bitcoin turun 1,37 persen menjadi 27.552 dolar AS (Rp433,2 juta). Sedangkan Ethereum anjlok 3,29 persen di harga 1.577 dolar AS (Rp24,7 juta).  

Menurut Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha, pekan ini pelaku pasar cenderung wait and see karena sedang menantikan serangkaian data makroekonomi penting akan diumumkan. 

Dimulai dari rilis data CPI (Indeks Harga Konsumen) September yang dijadwalkan akan rilis pada Kamis, 12 Oktober, dan sehari setelahnya pada akan rilis data  PPI (indeks harga produsen). 

Sementara itu, Federal Reserve juga akan merilis risalah pertemuan Federal Reserve (FOMC) bulan September pada Rabu, 11 Oktober. 

“Data inflasi pekan ini nantinya akan dapat memberi petunjuk terhadap keputusan suku bunga The Fed pada bulan November," ungkap Panji dalam keterangannya. 

Sementara itu, dari sisi industri, Panji menyatakan bahwa pekan ini komunitas dan investor kripto sangat memperhatikan berita apa pun mengenai ETF spot Bitcoin karena minggu depan merupakan “second deadline” terhadap keputusan atas serangkaian ETF Bitcoin spot yang telah diajukan oleh sejumlah manajer investasi. 

“Persetujuan terhadap ETF Bitcoin spot ini berpotensi membuka pintu masuknya uang institusional ke dalam ruang kripto, sehingga jika nantinya disetujui oleh SEC maka akan berpotensi berdampak positif ke pasar kripto,” lanjut Panji.