Bagikan:

JAKARTA - Pasar aset kripto memulai minggu kedua bulan September dengan bertengger di zona merah. Per Selasa, 12 September pagi, Bitcoin kembali diperdagangkan di harga 25.200 dolar AS (Rp386,6 juta), melemah sekitar 2,09 persen dalam 24 jam terakhir.

Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha memprediksi, jika Bitcoin gagal bertahan di atas 25.000 dolar AS (Rp383 juta), maka BTC berpotensi akan lanjut melemah, ke kisaran harga 23.500 - 24.000 dolar AS (Rp360 - 368,2 juta). 

Menurut Panji, salah satu penyebab aset kripto berada di zona merah adalah karena sikap pelaku pasar yang wait and see, dan menunggu rilis lebih banyak data inflasi AS minggu ini. 

"Investor pekan ini menantikan rilis lebih banyak data inflasi AS pada minggu ini untuk mendapatkan petunjuk mengenai kebijakan suku bunga yang akan datang.” kata Panji dalam pernyataan resminya.

Data Inflasi AS untuk periode Agustus 2023 dijadwalkan rilis pada Rabu, 13 September pukul 19.30 WIB. Saat ini, tingkat inflasi AS periode Agustus diperkirakan akan melonjak ke 3,6 persen secara tahunan (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya yakni 3,2 persen yoy. 

"Apabila inflasi tahunan naik sesuai perkiraan ini bakal menjadi kenaikan kedua yang terjadi setelah mencapai titik terendah 3 persen yoy pada Juni lalu. Namun, kenaikan juga akan memperlebar jarak dengan  target inflasi bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) di sekitar 2 persen," jelas Panji. 

Lebih lanjut, Panji berpendapat bahwa hasil data inflasi pekan ini akan berdampak ke pasar kripto. Jika hasilnya diatas ekspektasi maka akan berdampak negatif ke aset kripto. 

"Dan apabila sesuai atau lebih rendah dari perkiraan pasar maka setidaknya mampu menjaga Bitcoin untuk tidak turun lebih rendah dari harga saat ini," ujarnya. 

Tapi, selain data inflasi, kebijakan terkait suku bunga AS masih akan menjadi faktor penggerak harga aset kripto kedepannya karena akan menentukan keputusan investor saat berinvestasi.

Pelemahan yang terjadi di pasar kripto saat ini memang diakibatkan berbagai faktor.   Namun menurutnya, momentum seperti ini bisa menjadi saat yang tepat bagi investor jangka panjang untuk membangun portofolio di aset kripto.