Bagikan:

JAKARTA - Pekan ini, para investor di pasar kripto akan memperhatikan rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) untuk bulan Januari, yang dijadwalkan pada Selasa, 12 Februari 2024. Data inflasi ini penting karena akan menunjukkan seberapa jauh bank sentral AS (The Fed) dalam mencapai targetnya untuk menstabilkan harga. Data inflasi juga akan mempengaruhi ekspektasi pasar terkait kebijakan moneter The Fed, termasuk kemungkinan pemotongan suku bunga acuan.

Menurut survei FactSet, CPI AS diperkirakan akan naik 0,2% secara bulanan (month-to-month/mtm) pada Januari, sama dengan kenaikan pada bulan Desember. Sementara itu, CPI inti, yang tidak termasuk harga makanan dan energi yang fluktuatif, diperkirakan akan naik 0,3% secara mtm, juga sama dengan kenaikan pada bulan sebelumnya. Secara tahunan (year-on-year/yoy), CPI AS diperkirakan akan naik 2,9% pada Januari, sedikit lebih rendah dari 3,4% pada Desember. Sementara itu, CPI inti diperkirakan akan naik 3,7% secara year-on-year (YoY), turun dari 3,9% pada Desember.

Katie Nixon, Kepala Investasi di Northern Trust Wealth Management, mengatakan bahwa inflasi CPI Januari akan "terus menunjukkan tren yang benar", menurut laporan Morning Star. Namun, dia menambahkan bahwa inflasi CPI akan melambat dibandingkan dengan inflasi PCE, ukuran inflasi yang lebih disukai oleh The Fed.

Di pasar kripto, ketidakpastian seputar inflasi dan kebijakan moneter sering kali mendorong investor untuk mencari aset alternatif seperti Bitcoin (BTC) dan mata uang kripto lainnya. Bitcoin dianggap sebagai pelindung nilai terhadap inflasi, karena jumlahnya terbatas dan tidak dapat dicetak secara sembarangan. Jika inflasi AS lebih tinggi dari yang diharapkan, maka permintaan terhadap Bitcoin dan kripto lainnya bisa meningkat.

Indeks Harga Produsen (PPI)

Karena CPI dan CPI inti Januari diperkirakan akan naik, PPI juga kemungkinan akan naik, karena keduanya saling berkaitan. PPI mengukur perubahan harga barang dan jasa dari perspektif produsen atau penjual. Pada Desember 2023, PPI AS turun 0,1% secara mtm, meskipun ada kekhawatiran tentang inflasi yang meningkat. Secara yoy, PPI AS naik 1%, menunjukkan upaya untuk mengendalikan inflasi.

Jika PPI Januari mengikuti tren yang sama, maka itu bisa menjadi katalis untuk mengurangi tekanan inflasi lebih lanjut. Penurunan PPI bisa membantu menurunkan kenaikan CPI. Hal ini bisa mengurangi insentif untuk beralih ke aset yang volatile dan berisiko seperti Bitcoin dan kripto lainnya.

Reaksi Pasar Kripto

Pasar kripto cenderung sensitif terhadap data inflasi AS, karena AS adalah salah satu negara dengan pengaruh besar di dunia. Data inflasi AS bisa memicu volatilitas harga Bitcoin dan kripto lainnya, tergantung pada hasilnya.

Jika inflasi AS lebih rendah dari yang diharapkan, maka pasar kripto bisa mengalami kenaikan, karena hal ini menandakan bahwa The Fed akan lebih lambat dalam menaikkan suku bunga. Suku bunga yang rendah akan membuat aset berbunga seperti obligasi menjadi kurang menarik, dan mendorong investor untuk mencari aset dengan potensi keuntungan lebih tinggi, seperti kripto.

Sebaliknya, jika inflasi AS lebih tinggi dari yang diharapkan, maka pasar kripto bisa mengalami penurunan, karena hal ini menandakan bahwa The Fed akan lebih cepat dalam menaikkan suku bunga. Suku bunga yang tinggi akan membuat aset berbunga seperti obligasi menjadi lebih menarik, dan mendorong investor untuk menjual aset yang berisiko tinggi, seperti kripto.

Namun, reaksi pasar kripto terhadap data inflasi AS juga bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti sentimen pasar, berita, dan perkembangan teknologi. Oleh karena itu, investor kripto harus tetap waspada dan mengikuti perkembangan pasar secara terus-menerus.