JAKARTA - Memecoin alias koin meme, yang sering dianggap sebagai aset spekulatif, tiba-tiba meroket, mencatat kenaikan signifikan seiring dengan penurunan angka inflasi di Amerika Serikat.
Data terbaru menunjukkan bahwa Indeks Harga Konsumen (CPI) AS turun menjadi hanya 0,3%, sebuah indikasi bahwa inflasi inti kembali ke tingkat yang terakhir kali terlihat pada tahun 2021. Dampaknya langsung terasa pada pasar saham dengan indeks S&P 500 dan NASDAQ Composite mencapai rekor tertinggi baru, dan secara tak terduga, memecoin menjadi salah satu penerima manfaat terbesar dari situasi ini.
Memecoin, yang sebelumnya merosot tajam, kini menunjukkan rebound yang kuat. Kapitalisasi pasar untuk memecoin naik sebesar 8,8%, sementara kapitalisasi pasar kripto secara keseluruhan naik 6,2% dalam periode yang sama. Memecoin di jaringan Solana mencatat kenaikan hingga 11,8%, sementara token bertema anjing seperti Dogecoin (DOGE) dan Shiba Inu (SHIB) juga mengalami kenaikan yang signifikan.
BACA JUGA:
Dogecoin, yang diperdagangkan pada 0,1548 dolar AS (sekitar Rp2.200), mengalami peningkatan volume perdagangan yang mencapai 1,48 miliar dolar AS (sekitar Rp21 triliun) dengan kapitalisasi pasar sebesar 22,3 miliar dolar AS (sekitar Rp317 triliun). Shiba Inu melonjak 9,8% dalam 24 jam terakhir dengan volume perdagangan lebih dari 906 juta dolar AS (sekitar Rp12,9 triliun), dan kapitalisasi pasar SHIB naik menjadi 14,8 miliar dolar AS (sekitar Rp210 triliun).
Lonjakan harga memecoin ini tampaknya dipicu oleh sentimen pasar yang membaik berkat laporan CPI yang positif. Penurunan inflasi memberikan kepercayaan kepada investor untuk mengalirkan dana ke aset berisiko yang pada akhirnya menguntungkan mata uang kripto.
Dikutip dari CoinGape, beberapa analis memprediksi bahwa pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve yang diperkirakan terjadi pada September mendatang, serta makin dekatnya pemilihan Presiden AS dan regulasi kripto, dapat menjadi faktor yang mempengaruhi kelanjutan tren ini.