JAKARTA - Melihat data Coinglass, Bitcoin telah ditutup dengan penurunan sekitar 11,29% pada bulan Agustus 2023. Bulan September tampaknya masih akan melihat penurunan.
Memasuki awal pekan bulan September, pergerakan harga Bitcoin cenderung mengalami penurunan terbatas dengan berupaya bertahan di atas level support di angka 25.000 dolar AS (Rp381,7 juta).
“Sayangnya, secara historis harga Bitcoin juga tidak terlihat terlalu cerah untuk bulan September. Sejarah menunjukkan bahwa Bitcoin cenderung bearish di setiap bulan September sejak dari 2013 - 2022,” kata Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha dalam sebuah pernyataan yang diterima.
Panji menjelaskan, melemahnya harga Bitcoin di September ini memberikan peluang investor aset kripto untuk melakukan strategi Buy The Dip.
Karen menurutnya, pergerakan harga Bitcoin di bulan Oktober dan November dari 2013 hingga 2022 cenderung positif dengan rata-rata kenaikan 22,34 persen di September dan 50,61 persen di Oktober.
BACA JUGA:
“Kami melihat adanya potensi hal ini akan kembali terulang, didukung dengan potensi melunaknya sikap The Fed terhadap kenaikan suku bunga acuan dan mengingat fakta bahwa kita mendekati tahun yang besar di tahun 2024 yaitu Bitcoin Halving,” lanjut Panji.
Dari pergerakan harga Bitcoin di bulan September, Panji menyarankan untuk memantau dengan cermat kisaran 23.800 - 24.500 dolar AS (Rp363 - 374 juta), sebagai zona potensial untuk masuk selanjutnya jika BTC gagal bertahan di atas 25.000 dolar AS (Rp381,7 juta) sepanjang September 2023 ini.
Pada Selasa 5 September per pukul 09.00 WIB pagi ini, Bitcoin diperdagangkan seharga 25.777 dolar AS (Rp393 juta) melemah sekitar 0,79 persen dalam 24 jam terakhir.