JAKARTA - Pada Selasa, 31 Oktober sekitar pukul 08.00 WIB, Bitcoin bertengger di harga 34.511 dolar AS (Rp548,5 juta), atau menguat 0,55 persen dalam 24 jam terakhir, dan melemah 0,57 persen dalam periode tujuh hari terakhir.
Sementara itu, di waktu yang sama Ethereum (ETH) bertengger di harga 1.810 dolar AS (Rp28,7 juta), menguat 0,98 persen dalam 24 jam terakhir, dan naik 0,22 persen dalam tujuh hari terakhir.
Di sisi lain, kapitalisasi pasar Aset Kripto secara global pada waktu yang sama bertengger di 1.255 triliun dolar AS, atau naik 0,80 persen dalam 24 jam terakhir.
Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha memprediksi bahwa pasar kripto kemungkinan besar akan menutup bulan Oktober dengan sentimen positif, di mana harga Bitcoin saat ini berada di atas 34.000 dolar AS (Rp540,4 juta).
"Selanjutnya, dua minggu pertama bulan November berpotensi akan menjadi peluang untuk buy the dip apabila Bitcoin turun ke harga 30.000 dolar AS (Rp476,8 juta), sehingga momentum bullish sepanjang Oktober berpotensi akan berlanjut," jelas Panji dalam keterangan yang diterima.
BACA JUGA:
Menurut Panji, prediksi ini juga berdasarkan pada sejarah Bitcoin sejak tahun 2013, di mana bulan November juga merupakan salah satu bulan yang positif.
Menurut data coinglass, sepanjang tahun 2013 hingga tahun 2017 Bitcoin terus mengalami kenaikan yang signifikan di setiap bulan November. Sementara, dari 2018 hingga 2022, Bitcoin hanya mengalami kenaikan sekali pada November yaitu pada 2020.
"Namun jika dilihat dari pergerakan rata-rata Bitcoin setiap bulan November sejak tahun 2013-2022, menjadikannya sebagai bulan paling bullish dengan kenaikan rata rata sebesar 50,61 persen," tambahnya.