Bagikan:

JAKARTA - Selain merayakan Bitcoin Pizza Day setiap tanggal 22 Mei, minggu lalu telah terjadi keputusan penting lainnya dalam industri Aset Kripto dari SEC setelah persetujuan ETF Bitcoin pada Januari 2024. 

Setelah menunda tenggat waktu selama berbulan-bulan, SEC pada akhirnya telah menyetujui pengajuan 8 aplikasi ETF Ethereum spot dari VanEck, BlackRock, Fidelity, Grayscale, Franklin Templeton, ARK 21Shares, Invesco Galaxy, dan Bitwise.

Pekan ini, pasar kripto memasuki pekan terakhir bulan Mei 2024, di mana Bitcoin masih terlihat naik di atas 14 persen sejak 1 Mei sehingga potensi menutup bulan Mei dengan bullish, pertama kali dalam tiga tahun terakhir. 

Sementara, Selasa, 28 Mei pagi ini, Bitcoin bertengger di 69.345 dolar AS (Rp1,115 miliar) naik 0,37 persen. Sementara, Ethereum (ETH) turun 0,20 persen menjadi 3.875 dolar AS(Rp62,3 juta). 

Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha mengatakan bahwa Ethereum memiliki potensi untuk melampaui harga 4.000 dolar AS (Rp64,3 juta) dalam waktu dekat, didorong oleh kabar Komisi Sekuritas dan Berjangka Hong Kong (SFC) dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk menyertakan opsi staking Ethereum (ETH) bagi penerbit ETF ETH spot di Hongkong. 

“Sementara, Bitcoin kembali naik di atas support 69.000 dolar AS (Rp1,11 miliar) jika dapat bertahan di atas support 69.000 dolar AS (Rp1,11 miliar), maka potensi untuk kembali menguji level 73.000 dolar AS (Rp1,17 miliar),” jelas Panji.

Sementara apabila breakdown support, maka potensi melemah terlebih dahulu ke support trendline di 67.000 dolar AS (Rp1,07 miliar). Pergerakan BTC juga berpotensi dipengaruhi oleh beberapa data ekonomi AS yang rilis pekan ini.

Terdapat rilis data ekonomi Amerika Serikat pekan ini dimulai pada Selasa, 28 Mei akan dirilis data kepercayaan konsumen. Pada Kamis, 30 Mei kita akan melihat laporan Tahunan Pertumbuhan PDB Kuartal 1 tahun 2024, yang memberikan perkiraan lanjutan dan wawasan mengenai kesehatan perekonomian dari kuartal sebelumnya.

“Di sisi lain, semua perhatian tertuju pada rilis Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS pada tanggal 31 Mei,” tutupnya.