Bagikan:

JAKARTA - Harga Bitcoin (BTC) kembali melonjak ke angka 66.000 dolar AS atau sekitar Rp1,05 miliar, pada Kamis, 16 Mei sekitar pukul 09:00 WIB. Dengan kenaikan lebih dari 7 persen dalam sepekan terakhir. 

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur mengatakan bahwa kenaikan harga Bitcoin ini membuat para investor dan trader kembali bergairah untuk masuk lebih dalam ke pasar kripto.

Menurut Fyqieh, kenaikan harga Bitcoin ini didorong oleh laporan data inflasi inti Amerika Serikat yang lebih rendah dan meningkatnya investasi institusional pada ETF Bitcoin.

"Korelasi antara inflasi yang lebih rendah dan peningkatan investasi pada aset digital menunjukkan bahwa investor mungkin melihat Bitcoin sebagai lindung nilai terhadap ketidakstabilan ekonomi," kata Fyqieh dalam pernyataan resminya. 

Lebih lanjut, Fyqieh menjelaskan angka inflasi yang baik juga menandakan potensi penurunan suku bunga AS di masa depan. Meskipun The Fed telah mengadopsi pendekatan “wait and see” yang hati-hati, data terbaru mungkin mempercepat jangka waktunya. 

“Namun, masih terdapat kekhawatiran mengenai kecepatan penurunan inflasi, yang dapat membatasi ruang lingkup penurunan suku bunga pada tahun ini,” sambungnya. 

Tidak hanya Bitcoin, memecoin atau koin meme juga melonjak seiring turunnya inflasi AS. Menurut Fyqieh, memecoin adalah penerima manfaat besar karena penurunan suku bunga berarti peningkatan sentimen ketika investor memindahkan dana ke aset berisiko.

Di samping itu, ketika Bitcoin dan pasar kripto tengah stagnan, koin meme menjadi harapan investor untuk meraih profit.

"Dalam situasi di mana pasar kripto cenderung sepi, investor lebih memilih bereaksi terhadap sektor memecoin. Banyak investor dan trader yang berspekulasi di memecoin untuk mendapatkan profit. Tentu momen ini merupakan hal biasa terjadi di pasar,” jelasnya. 

Namun, Fyqieh mengharapkan untuk para investor untuk menghindari all in di memecoin karena berpotensi fluktuasi tinggi serta tidak ada jaminan untuk investasi jangka panjang.