JAKARTA - Volatilitas pasar Bitcoin terus berlanjut pasca mencetak rekor tertinggi dan peristiwa Bitcoin Halving dengan penurunan 17 persen dalam sebulan terakhir, dan 10 persen dalam seminggu terakhir.
Pada Kamis, 2 Mei, harga Bitcoin bertengger di sekitar level 57.000 dolar AS atau Rp923 juta. Sementara itu, Altcoin seperti Solana (SOL), Dogecoin (DOGE), dan Shiba Inu (SHIB), juga mengalami penurunan dua digit dalam skala harian.
Menurut Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, penurunan harga Bitcoin saat ini disebabkan oleh banyaknya investor yang memasuki mode risk-off menjelang keputusan suku bunga The Fed.
"Meskipun sejalan dengan ekspektasi pasar, keputusan The Fed tersebut seharusnya mendorong permintaan pembeli terhadap BTC dan pasar kripto yang lebih luas. The Fed akan mempertahankan suku bunga stabil pada bulan Mei dan Juni, dengan kemungkinan penurunan pertama pada akhir tahun ini," kata Fyqieh.
BACA JUGA:
Harga Bitcoin yang anjlok ini kemudian memicu opini bahwa aktivitas harga BTC bisa menurun seiring dengan berlanjutnya arus keluar ETF. Menurut Fyqieh, pasar Bitcoin kemungkinan akan mengalami jeda dari harga yang lebih tinggi untuk beberapa waktu setelah halving.
Namun, meskipun pasar kripto telah mengalami koreksi yang signifikan dalam beberapa minggu terakhir, beberapa investor tetap teguh, melihat kondisi saat ini sebagai peluang untuk memasuki ekosistem kripto dengan harga yang lebih terjangkau.
“Sentimen secara keseluruhan dalam pasar kripto telah berubah menjadi netral untuk pertama kalinya dalam tiga bulan terakhir, setelah berada dalam wilayah "Greed". Ini bisa menjadi indikasi bahwa pasar mulai stabil karena tingkat keserakahan pelaku pasar telah menurun,” pungkasnya.