Bagikan:

JAKARTA - Ekonomi digital di kawasan Asia Pasifik kini memasuki era emas. Negara-negara dan wilayah di kawasan ini terus mengeksplorasi teknologi cerdas dan serta mendorong perkembangan digital. 

Untuk mendukung transformasi digital di kawasan tersebut, Huawei bersama ASEAN Foundation menggelar Huawei Digital and Intelligent APAC Congress yang berlangsung di Bangkok dan dihadiri lebih dari 2.000 pejabat pemerintah, akademisi, mitra, dan analis dari 15 negara dan wilayah Asia Pasifik. 

Dalam acara tersebut, Deputy Chairwoman of the Board and CFO Huawei, Sabrina Meng, mengatakan bahwa Asia Pasifik tidak hanya menjadi salah satu kawasan paling dinamis di dunia, tetapi juga telah menjadi panutan bagi kawasan lain yang berupaya untuk go digital dan mengembangkan ekonomi digital mereka. 

“Kami menjunjung tinggi penelitian dan inovasi. Ke depan, kami tetap berfokus menciptakan nilai tambah bagi para mitra. Kami juga membuka kesempatan berkolaborasi dengan para mitra untuk menyediakan teknologi 5.5G, cloud, pembangkit energi digital, dan teknologi lainnya,” ujar Meng. 

Huawei percaya bahwa infrastruktur digital dan cerdas, yang mencakup jaringan, penyimpanan, komputasi, dan cloud, adalah kunci untuk memaksimalkan potensi produktivitas di kawasan ini. 

“Dengan ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) yang diharapkan rampung pada tahun 2025, komunitas bisnis dan masyarakat di regional ASEAN menjadi berdaya untuk memanfaatkan potensi penuh dari layanan digital dan teknologi yang sedang berkembang, seperti AI dan cloud,” tutur Deputy Secretary-General of ASEAN for Community and Corporate Affairs, Nararya S. Soeprapto. 

Guna memastikan terwujudnya masa depan digital di seluruh kawasan ini, Nararya meminta agar seluruh pemerintah, sektor swasta, dan seluruh pemangku kepentingan perlu mengadopsi pendekatan yang koheren untuk meningkatkan konektivitas digital, menjembatani kesenjangan pembangunan di antara negara-negara anggota ASEAN, mengembangkan keterampilan, dan mendorong transformasi digital.