Bagikan:

JAKARTA - Persatuan Telekomunikasi Internasional (ITU), badan khusus dari Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), menggelar diskusi intensif lewat Konferensi Radiokomunikasi Dunia (WRC) di Dubai.

Setelah menggelar forum global selama empat minggu, WRC akhirnya mengadopsi agenda mengenai perlindungan zona tenang radio dan teleskop radio dari gangguan konstelasi satelit besar. Agenda ini akan dibahas pada tahun 2027.

Observatorium SKA (SKAO), organisasi pemilik teleskop terbesar di dunia, yang hadir di dalam forum tersebut mengatakan bahwa WRC telah mengambil keputusan yang signifikan untuk melindungi astronomi radio dari interferensi berbahaya.

“Terakhir kali ada agenda mengenai astronomi radio adalah lebih dari satu dekade yang lalu. Jadi, ini benar-benar menunjukkan profil dan perhatian signifikan yang diperoleh astronomi dari badan-badan internasional seperti PBB,” kata Manajer Spektrum SKAO, Federico Di Vruno.

Sebelum membahas agenda ini pada tahun 2027, seluruh lembaga telekomunikasi, komunitas astronomi radio, dan industri satelit di dalam WRC perlu memahami dampak dari konstelasi satelit besar di lokasi astronomi radio.

Dengan pemahaman yang kuat, pertemuan yang digelar oleh ITU ini bisa fokus pada identifikasi perlindungan peraturan terkait pita frekuensi yang perlu dialokasi untuk astronomi radio serta perlindungan internasional untuk zona tenang radio.

“Kami akan terus melakukan advokasi melalui ITU dan badan-badan lain seperti COPUOS serta dalam diskusi kami dengan industri mengenai mitigasi dan regulasi yang membantu astronomi berbasis darat berkembang seiring dengan konstelasi satelit,” ujar Vruno.

Tahun ini, WRC digelar dengan mendatangkan delegasi dari sepuluh pemerintahan nasional, di antaranya Australia, Kanada, Chile, China, Jerman, Perancis, Jepang, Afrika Selatan, Tonga, dan Amerika Serikat.

Selain delegasi pemerintah, WRC juga menghadirkan pengamat seperti SKAO, Komite Eropa untuk Frekuensi Astronomi Radio (CRAF), dan Komite Ilmiah tentang Alokasi Frekuensi untuk Astronomi Radio dan Ilmu Luar Angkasa (IUCAF).