Bagikan:

JAKARTA - Rite Aid, jaringan apotek di Amerika Serikat yang bangkrut, akan dilarang menggunakan teknologi pengenalan wajah untuk tujuan pengawasan, selama lima tahun sebagai bagian dari penyelesaian tuduhan yang diajukan oleh Federal Trade Commission (FTC) AS. FTC pada Selasa 19 Desember menyatakan bahwa Rite Aid merugikan konsumen.

Rite Aid menggunakan teknologi pengenalan wajah berbasis kecerdasan buatan dari tahun 2012 hingga 2020 untuk mengidentifikasi pencuri di toko. Namun perusahaan tersebut secara keliru mengidentifikasi beberapa konsumen sebagai seseorang yang sebelumnya diidentifikasi sebagai pencuri.

Rite Aid dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa persetujuan dengan FTC masih harus disetujui oleh pengadilan kepailitan yang mengawasi kasus kebangkrutannya.

"Tuduhan ini terkait dengan program uji coba teknologi pengenalan wajah yang diterapkan di sejumlah toko," kata perusahaan tersebut. "Rite Aid menghentikan penggunaan teknologi ini di sekelompok kecil toko lebih dari tiga tahun yang lalu, sebelum penyelidikan FTC mengenai penggunaan teknologi oleh perusahaan dimulai."

Tuduhan dan larangan FTC mengikuti penyelidikan Reuters tahun 2020 terhadap program pengenalan wajah Rite Aid.

Penyelidikan tersebut menemukan bahwa Rite Aid diam-diam menambahkan sistem pengenalan wajah ke ratusan toko di Amerika Serikat. Bahkan di New York dan Los Angeles, Rite Aid menerapkan teknologi tersebut terutama di lingkungan berpendapatan rendah dan berkulit hitam.

Setelah Reuters mengirimkan temuannya kepada Rite Aid pada Juli 2020, Rite Aid menyatakan bahwa mereka menghentikan penggunaan perangkat lunak pengenalan wajah mereka.