Bagikan:

JAKARTA - Belakangan tidak sedikit perusahaan telekomunikasi yang meluncurkan satelit guna menjadikan layanan mereka lebih baik. Akan tetapi hal ini justru menimbulkan banyak kekhawatiran para ilmuwan.

Para ilmuwan itu dalam hal ini, menyerukan adanya perlindungan lingkungan terhadap ruang angkasa untuk memperhitungkan di tengah meningkatnya jumlah peluncuran satelit akhir-akhir ini.

Karena semakin banyak satelit yang diluncurkan, maka masalah sampah antariksa pun berbarengan semakin memburuk. Para ilmuwan sudah memperingati hal ini, sebab dapat memiliki konsekuensi jangka panjang, baik untuk penelitian ilmiah maupun kesejahteraan orang-orang di Bumi.

Memburuknya sampah antariksa diperkuat oleh laporan Badan Antariksa Eropa (ESA) baru-baru ini tentang puing-puing luar angkasa. Dalam laporannya, terdapat peningkatan jumlah peluncuran satelit, terutama konstelasi satelit di orbit rendah Bumi seperti milik SpaceX, Starlink yang menciptakan dampak tidak berkelanjutan pada lingkungan luar angkasa.

Menurut ESA, ada lebih dari 30.000 keping puing luar angkasa yang telah tercatat di orbit di sekitar planet Bumi, dan modelnya mungkin ada lebih dari satu juta objek yang berukuran lebih dari 1 cm.

Dalam makalah yang diterbitkan para ilmuwan di jurnal Nature Astronomy, mereka memperingatkan bahwa akumulasi sampah di orbit, seperti satelit yang tidak lagi berfungsi atau pendorong roket yang dibuang, akan berdampak pada berbagai bidang.

Selain satelit yang mengganggu penelitian astronomi, meningkatnya jumlah sampah akan mengganggu apa yang mereka sebut akses publik ke bintang-bintang, di mana itu adalah hak orang biasa untuk melihat ke atas dan melihat langit malam yang tidak tercemar.

“Kami mengandalkan lingkungan ruang orbital dengan melihat melaluinya, serta dengan bekerja di dalamnya,” ungkap para ilmuwan yang dikutip dari Digital Trends, Senin, 25 April.

Hal tersebut berlaku untuk astronom amatir, banyak kelompok masyarakat adat yang mempercayai langit malam adalah bagian penting dari budaya mereka, dan semua orang yang hanya ingin menikmati pemandangan bintang di atas.

Para ilmuwan berpendapat bahwa manusia harus mempertimbangkan ruang melalui lensa yang sama dari lingkungan yang mereka gunakan untuk Bumi, dan mengambil tindakan untuk melindunginya.

“Oleh karena itu, kita harus mempertimbangkan kerusakan pada astronomi profesional, pengamatan bintang publik, dan pentingnya budaya langit, serta keberlanjutan aktivitas komersial, sipil, dan militer di luar angkasa," tegas para ilmuwan.