JAKARTA - Uni Eropa telah mencapai kesepakatan tentang sistem internet satelit senilai 6 miliar euro (Rp959 triliun), didorong oleh keinginan blok tersebut untuk meningkatkan sektor ruang angkasa dan komunikasinya sendiri serta memastikan keamanan dengan memotong ketergantungannya pada pemasok asing.
Perwakilan dari Parlemen Eropa dan Dewan Eropa, yang terdiri dari 27 negara, menyetujui kesepakatan tersebut pada Kamis, 17 November. Komisi Eropa mengumumkan inisiatif mereka untuk membangun dan mengoperasikan sistem internet satelit pada bulan Februari.
Skema UE muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang kemajuan militer Rusia dan China di luar angkasa dan lonjakan peluncuran satelit.
Memiliki sistem internet satelitnya sendiri dapat membantu blok tersebut mempercepat peluncuran internet broadband di Eropa sementara itu juga akan mencakup Afrika, yang memungkinkan UE untuk menawarkan alternatif internet kepada negara-negara di sana untuk bersaing dengan China.
Jaringan internet berbasis ruang dapat mencadangkan jaringan terestrial jika terjadi gangguan atau bencana besar, dan menawarkan koneksi di tempat yang tidak tercakup oleh penyedia layanan internet tradisional.
BACA JUGA:
Komisi UE ingin mengalihkan 2,4 miliar euro dari berbagai program UE dan menggunakan uang yang tidak terpakai dari proyek UE lainnya, sementara sektor swasta diperkirakan akan menambah sisa 3,6 miliar euro untuk program tersebut.
Pengembangan awal dan penerapan satelit dapat dimulai tahun depan, yang mengarah ke layanan penuh dengan enkripsi tingkat tinggi yang disebut kriptografi kuantum pada tahun 2028.
Sistem internet satelit yang diusulkan dapat mengarah pada pembangunan dan peluncuran hingga 170 satelit orbit rendah antara tahun 2025 dan 2027.